by

60 Persen Pelaku Usaha Mikro Gagal dapat Kredit karena Tidak Lolos BI Checking

DEPOKRAYANEWS.COM- Minat pelaku usaha mikro mengajukan kredit usaha rakyat (KUR) ke perbankan sangat tinggi. Tapi
sekitar 60 persen usaha mikro gagal mendapatkan persetujuan kredit karena tidak lolos di Bank Indonesia (BI) Checking.

”Usaha mikro banyak yang tidak bisa dibiayai karena terhambat di BI Checking. Padahal minat mereka mengajukan kredir sangat besar,” kata Jacqueline Sasae, Cluster Manager Bank Mandiri Depok 2 Margonda kepada depokrayanews.com.

Sejak Januari, kata dia, KUR sudah bergulir kembali setelah beberapa lama berhenti. Bahkan Bank Mandiri Depok 2 Margonda menyalurkan KUR sebesar Rp 15 miliar per bulan dengan bunga 6 persen per tahun. Bank Mandiri Cabang Depok membawahi 3 wilayah yakni Margonda, Cilodong dan Parung.

Untuk menyalurkan KUR, Bank Mandiri menjalin kerjasama dengan komunitas atau asosiasi UMKM wilayah. Salah satu penyebab usaha mikro gagal mendapatkan kredit adalah BI Checking. Mereka rata-rata memiliki kredit macet. ”BI Checking melakukan pengecekan terhadap semua status kredit. Ternyata ada yang masalah dengan pinjaman online (pinjol), ada juga yang masalah dengan kredit motor dan sebagainya,” kata Jacqueline

Sebagai informasi, BI Checking berfungsi untuk memberikan Informasi Debitur Individual (IDI) Historis yang mencatat kelancaran dalam pembayaran kredit (kolektibilitas). BI Checking sebelumnya adalah salah satu layanan informasi riwayat kredit pada Sistem Informasi Debitur (SID), di mana informasi mengenai kredit nasabah akan saling dipertukarkan antar bank dan lembaga keuangan.

Di dalam SID terdapat informasi mengenai identitas debitur agunan, pemilik dan pengurus badan usaha yang menjadi debitur, jumlah pembiayaan yang diterima, riwayat pembayaran cicilan kredit debitur serta informasi mengenai kredit yang macet.

Karena itu, Jacqueline menyarankan agar pelaku usaha mikro berhati-hati dengan pinjaman, termasuk pinjaman online. Apalagi kalau ingin meneruskan usahanya supaya lebih besar lagi harus tertib administrasi, termasuk tertib membayar angsuran kredit. ”Biasanya, pelaku usaha yang sudah agak maju, mereka pasti hati-hati benar dengan pinjaman. Jangan sampai ada yang macet,” kata dia. (red)

1

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *