by

Ade Rai Bicara Pola Hidup Sehat di Depan Ratusan Mahasiswa UI Depok

BPJS Kesehatan menggelar kampanye pola hidup sehat di Kampus UI Depok.  Salah satu pembicaranya adalah Ade Rai.
BPJS Kesehatan menggelar kampanye pola hidup sehat di Kampus UI Depok. Salah satu pembicaranya adalah Ade Rai.

Depokrayanews.com- BPJS Kesehatan menggelar kegiatan “BPJS Kesehatan Goes to Campus” secara bertahap di 9 (sembilan) perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kesembilan perguruan tinggi itu adalah Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjajaran (Unpad), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Sriwijaya (Unsri), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Diponegoro (Ubdip), dan Universitas Sebelas Maret.

Rabu (27/9/2017), kegiatan itu digelar di Balairung kampus UI Depok. Brand Ambassador BPJS Kesehatan, I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai alias Ade Rai hadir sebagai salah satu narasumber.

Kehadiran Ade Rai ternyata menjadi magnet tersendiri bagi ratusan mahasiswa UI yang hadir pada acara itu

Dari BPJS Kesehatan tampak hadir
Direktur Kepatuhan, Hukum, dan Hubungan Antar Lembaga Bayu Wahyudi, Kepala BPJS Kesehatan Divre Jabodetabek, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Kota Depok, Maya Febiyanti dan sejumlah dosen dari UI.

Target program itu adalah mahasiswa karena periode usia remaja merupakan masa yang paling rentan dan memiliki risiko yang cukup besar terpengaruh lingkungan.

Faktanya, penyakit katastropik seperti stroke, gagal ginjal, penyakit jantung, hipertensi, dan sebagainya, tidak hanya terjadi pada orang dewasa, melainkan juga pada anak-anak dan remaja akibat kurang olahraga dan pola makan tidak sehat yang menyebabkan obesitas.

Oleh karena itu, promosi pola hidup sehat kepada generasi muda harus dilakukan sejak dini, sehingga diharapkan para generasi muda dapat terhindar dari risiko penyakit katastropik.

Direktur Kepatuhan, Hukum,  dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Kesehatan Bayu Wahyudi dan jajaran foto bersama dengan pihak Kampus UI setelah menerima kenang-kenangan.
Direktur Kepatuhan, Hukum, dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Kesehatan, Bayu Wahyudi bersama jajaran foto bersama dengan pihak Kampus UI setelah menerima kenang-kenangan.

“BPJS Kesehatan sudah mengeluarkan dana sebesar Rp 36,3 triliun untuk biaya penyakit katastropik pada rentang waktu 2014 – 2016,” kata Direktur Kepatuhan, Hukum, dan Hubungan Antar Lembaga, BPJS Kesehatan, Bayu Wahyudi dalam acara BPJS Kesehatan Goes to Campus di Universitas Indonesia, Rabu (27/9/2017)

Menurut Bayu, biaya penyakit katastropik itu setara dengan 28 persen dari total biaya pelayanan kesehatan rujukan.

Peringkat biaya teratas diduduki oleh hipertensi dengan jumlah biaya Rp 12,1 triliun, disusul dengan diabetes mellitus sebesar Rp 9,2 triliun, penyakit jantung koroner sebesar Rp 7,9 triliun, dan gagal ginjal kronis sebesar Rp 6,8 triliun.

Dikatakan, penyakit katastropik cenderung terjadi karena faktor kebiasaan perilaku hidup tidak sehat, seperti merokok, makanan tidak sehat, kurang olahraga, dan sebagainya.

Apabila dibiarkan, kondisi tersebut dikhawatirkan dapat membawa dampat kurang baik bagi kualitas kesehatan penduduk Indonesia maupun keberlangsungan program JKN-KIS.

Selain edukasi tentang pola hidup sehat sejak dini, kegiatan BPJS Kesehatan Goes to Campus itu juga diharapkan dapat membentuk dan meningkatkan rasa kepedulian, kerelaan membantu sesama, dan gotong royong dalam diri para pelajar, terutama dalam hal pelaksanaan program jaminan kesehatan di Indonesia.

“Mari kita bayangkan. Jika satu orang peserta harus melakukan operasi jantung dengan biaya Rp 150 juta, maka biayanya ditanggung oleh iuran 5.882 peserta kelas 3 yang sehat. Karena bersifat gotong royong itulah, setiap peserta wajib membayar iuran bulanan tepat waktu. Kalau hanya peserta yang sakit saja yang membayar iuran dan tidak membayar iuran lagi ketika sudah sehat, dari mana kita bisa membayar biaya pelayanan kesehatan peserta lainnya yang membutuhkan?” kata Bayu.

Oleh karena itu,kata dia peran generasi muda dalam mengawal keberlangsungan program JKN-KIS di Indonesia sangatlah besar.

Diharapkan dengan menanamkan rasa kepedulian dan gotong royong dalam jiwa mahasiswa sejak dini, generasi muda dapat membantu mendukung program pemerintah mewujudkan Indonesia yang lebih sehat.

“Mahasiswa adalah kalangan berpendidikan yang dapat menjadi panutan dan calon pemimpin bangsa. Oleh karena itu, kami berharap ke depannya mahasiswa dapat mengedukasi masyarakat agar paham arti penting hidup sehat, serta menularkan semangat gotong royong untuk menyukseskan program JKN-KIS,” kata Bayu.

Sampai dengan Agustus 2017, BPJS Kesehatan telah menjalin kerja sama dengan 22 perguruan tinggi negeri dengan total peserta 7.799 jiwa dan 28 perguruan tinggi swasta dengan total peserta 5.195 jiwa.

Kerja sama tersebut meliputi pendaftaran kolektif mahasiswa menjadi peserta JKN-KIS, serta sosialisasi kepada mahasiswa dan seluruh elemen masyarakat di lingkungan universitas yang bersangkutan.

Hingga 15 September 2017, peserta JKN-KIS telah mencapai 181.701.561 jiwa.

Sementara dalam hal pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 21.109 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan 5.568 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).

Sedangkan untuk Wilayah Jabodetabek, peserta JKN-KIS telah mencapai 26.366.132 jiwa.

Sementara dalam hal pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 1.666 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan 323 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (red)
.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *