by

Anies Baswedan Diserang Soal Bahan Baku Monumen Getah Getih.

Monumen Getih-getah di Bundaran Hotel Indonesia.

DepokRayanews.com- Langkah Pemerintah DKI Jakarta yang membongkar Monumen Getih Getah dekat Bundaran Hotel Indonesia, mendapat serangan dari banyak pihak. Sebab, monumen itu belum sampai satu tahun terpasang,tapi sudah dibongkar. Padahal biaya yang dikeluarkan untuk membangun monumen itu mencapai Rp 500 juta.

Jawaban Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengenai pembuatan Monumumen Getih Getah, karya seni dari bambu, menuai polemik dari berbagai pihak. Bahkan, di media sosial Twitter, politisi dari partai Demokrat dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengomentari hal tersebut.

Awalnya Anies menyebut memilih penggunaan karya seni dari bambu karena lebih baik daripada mengimpor besi dari China.

Terkait hal itu, politisi Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengaku heran dengan jawaban Anies.

Menurutnya, menggunakan besi sebagai karya seni tidak harus mengimpor. Sebab, Indonesia juga mempunyai perusahaan penghasil besi, Krakatau Steel (KS).

“Masa gubernur jawabnya begini? Memang semua besi dari china? Kan ada yang lokal dari KS,” ujar Ferdinand melalui akun Twitternya, @FerdinandHaean2.

Menurutnya, Anies seharusnya menjawab alasannya lebih menggunakan bambu ketimbang besi untuk instalasi Getah Getih untuk mendorong karya seni lokal untuk dipamerkan.

“Jawab saja bahwa ini memang karya seni dari bambu bukan besi, bukan soal daya tahan tapi mengangkat karya seni lokal. Nilai seni bisa sangat tak ternilai dengan uang. Lukisan saja bisa milyaran harganya,” kata Ferdinand.

Sementara, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI, Tsamara Amany menyebut pernyataan Anies tersebut membangkitkan sentimen. Ia juga merasa heran dengan jawaban Anies yang diminta pertanggungjawaban anggaran sebesar Rp 550 juta itu.

Politisi PSI, Dedek Prayudi menyebut tidak ada yang mempertanyakan kenapa tidak menggunakan besi impor dari Cina.
Menurutnya Anies telah melakukan kesesatan dalam berpikir atau Red Herring Fallacy.
“Yang tanyakan kenapa enggak pakai besi impor dari Tiongkok itu siapa, pak gubernur? Sekelas Gubernur DKI ‘Red Herring Fallacy’,” pungkas Dedek. (mad/suara)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *