by

Apa Kabar Batik Khas Kota Depok?

Salah satu disain batik khas Depok
Salah satu disain batik khas Depok
Bagaimana nasib batik khas Depok?
Bagaimana nasib batik khas Depok?

Depokrayanews.com – Ketika pemerintah pusat mencanangkan 2 Oktober sebagai hari batik nasional tahun 2009 lalu, banyak daerah tiba-tiba muncul dengan corak batik sendiri, termasuk di daerah yang sama sekali tidak punya industri tekstil. Lalu dari mana batiknya itu? Entah lah.

Ketika itu, Depok termasuk salah satu kota yang ujuk-ujuk punya corak batik sendiri. Bahkan ketika Nur Mahmudi Ismail menjadi walikota, seragam PNS menggunakan batik yang disebut Batik Khas Depok.

Corak batik itu diambil dari hasil lomba disain batik khas Depok yang digelar Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) tahun 2007. Ketika itu lahir ada 10 motif batik yang disainnya dinilai khas Depok.

Ketika itu, lomba diikuti 223 peserta yang menghasilkan 345 motif batik. Dari jumlah itu kemudian dipilih 10 terbaik

Semua motif batik memiliki makna yang berbeda. Tapi yang ditampilkan ketika itu adalah corak yang menampilkan simbol-simbol Kota Depok dan ikon Kota Depok seperti, motif ikan hias (manfish), motif Belimbing,  lambang Kota Depok Paricara Dharma, Gong si Bolong, Topeng Cisalak dan sebagainya

Bila dilihat dari warna dasar, ke-10 motif batik tersebut berwarna kuning keemasan, merah marun, orange, biru, dan biru tua, yang melambangkan suatu kewibawaan, keteduhan, ketenangan, dan keberanian.

Bila dilihat dari segi motif dan simbol, paling tidak ada 5 simbol yang ditampilkan yakni: Pertama, Paricara Dharma, (simbol Kota Depok), kedua: Sayap (mengayomi dan mengangkat tinggi harkat, martabat), ketiga: Buah Belimbing dan Ikan Memphis (keunggulan Kota Depok), keempat:Mega Mendung (cita cita yang tingg) dan kelima: Jembatan panus, Margonda, Gedung Tua dan Gong Sibolong serta Topeng Cisalak, yang menunjukan bahwa masyarakat Depok tak akan pernah meninggalkan sejarah dan budaya para pendahulunya.

Kemudian ada batik ODNR (one day no rice), karena bermotif berbagai variant karbohidrat yang dapat dikonsumsi sebagai pengganti nasi. Batik ONDR itu diluncurkan pada 2 Mei 2013.

Persoalannya sekarang, bagaimana nasib batik corak khas Depok itu? Apakah sudah selesai sampai lomba disain itu saja, atau memang mau dikembangkan menjadi sebuah industri?

Yang pasti batik corak khas Depok selama ini belum menjadi “milik” masyarakat Kota Depok, tapi baru milik Pemkot Depok, karena pemakaiannya baru sebatas PNS Kota Depok.

Sama dengan program ONDR yang digadang-gadang Nur Mahmudi, hanya sebatas milik PNS Depok, karena memang tidak ada upaya untuk menjadikan itu sebagai sebuah gerakan masyarakat Kota Depok.

Apalagi kini ONDR tinggal kenangan, karena sudah dihapus oleh Walikota Depok, Muhammad Idris yang notabe dulu adalah wakil walikota, mendampingi Nur Mahmudi ketika meluncurkan program itu. Apakah batik khas Depok juga akan seperti itu, entah lah. (desfandri)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 comments