by

Citayam Fashion Week Lagi Viral di Medsos

DEPOKRAYANDEWS.COM- Citayam Fashion Week tengah viral di media sosial. Ada apa dengan mereka ?

Rupanya, banyaknya anak Bojong dan Citayam yang ‘menguasai’ area Sudirman. Tak heran, area Sudirman khususnya area Kendal yang menjadi titik kumpul dan pertemuan stasiun kereta menjadi transportasi umum para bocah Bojong dan Citayam ke pusat kota.

Anak-anak asal Citayam hingga Bojong Gede itu viral di media sosial seperti Instagram maupun TikTok lewat konten-konten yang menunjukkan mereka nongkrong dengan pakaian atau outfit tertentu.

‘Warga’ Citayam dan Bojong ini punya banyak alasan untuk nongkrong di Sudirman, dari cari pacar sampai nongkrong. Lalu ada apa dengan Citayam Fashion Week?

Tak cuma sekadar nongkrong, warga Citayam ini juga memakai outfit alias OOTD dengan gaya maksimal bak ingin tampil di fashion show.

Mereka memakai setelan yang menonjol. Mereka berlomba-lomba mencari perhatian melalui dandanannya.

Ale, salah satu orang yang nongkrong di sana juga mengaku selalu tampil modis saat nongkrong di sana. Ia bahkan mimpi menembus Paris Fashion Week, namun semuanya dimulai dari ‘Citayam Fashion Week.’

“Itu goals gue, jalanin fashion week. Seenggaknya di Jakarta Fashion Week itu its my dream, its my goals dan abis itu gue kemungkinan masuk agency model dulu,” ungkapnya kepada detikcom.

Demi menggapai mimpinya itu, Ale mengaku kerap memakai busana yang tak biasa. Ia juga ingin punya ciri sebagai androgini, bahkan pernah mendapat hujatan di TikTok saat memakai croptop.

“Itu gara-gara pakai croptop, semua full hujatan. Gue mau edukasi juga sedikit untuk temen-temen, bahwa croptop pada 1970 dibuat pertama kali untuk laki-laki yang ingin berolahraga gym, tapi dia nggak mau telanjang dada, maka diciptakanlah croptop,” ungkapnya.

Beda dengan Roy, sebagai anak tongkrongan ‘lama’ BNI City, Roy mengaku tidak menampik ketika beberapa remaja datang dengan maksud ‘mengadu out fit’. Roy juga mengaku pernah mengikuti tren itu, meski akhirnya memutuskan menggunakan pakaian yang menurutnya nyaman.

Sebagai remaja tanpa pekerjaan tetap, Roy mengaku merogoh Rp200 ribu untuk membeli celana bermerek.

“Dulu kerja, pakai uang gaji. Ini aja mau beli Hp [ponsel] harus nyari uang hasil konten,” ujar Roy.

Meski nongkrong di antara kepungan gedung tinggi nan gemerlap di Stasiun BNI City, nyatanya Roy meniti jalan hidup yang tidak mudah.

Roy hanya bisa menyelesaikan pendidikan hingga kelas 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Setelah itu, ia bekerja selama enam bulan sebelum akhirnya menghabiskan hari-harinya di Sudirman.

Roy mengaku bisa sampai berhari-hari tidak pulang ke rumahnya di Citayam. Ia kadang menginap di rumah temannya di sekitar Stasiun Karet.

“Tadi juga abang saya nyamperin ke sini. Katanya, ‘lu kenapa enggak balik-balik?’, [Roy menjawab] bilang saja jadwal padat,” ujar Roy.

Bukan cuma Ale, tapi beberapa anak Citayam dan Bojong Gede yang ramai berkumpul di Taman Dukuh Atas BNI juga sering memakai outfit ekstra maksimal agar tampil menonjol dan menjadi ‘Citayam Fashion Week’. (cnnindonesia)

1

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *