by

Despandri Calon Anggota DPRD Kota Depok: Saya Ingin Mengantarkan UMKM Go Publik

Despandri,  calon anggota DPRD Kota Depok bangga memakai baju batik karya pembatik Kota Depok
Despandri, calon anggota DPRD Kota Depok bangga memakai baju batik karya pembatik Kota Depok

DepokRayanews.com- Wakil Ketua Kadin Kota Depok, Despandri, diam-diam ternyata maju sebagai Calon Anggota DPRD Kota Depok dari Partai Golkar daerah pemilihan (Dapil) 6 yakni Kecamatan Sawangan, Bajongsari dan Cipayung.

Despandri diminta Ketua DPD Partai Golkar Kota Depok dr Farabi El Fouz, SpA, Mkes untuk maju sebagai caleg agar bisa berkontribusi lebih banyak lagi untuk kemajuan Kota Depok.

Apalagi selama ini Despandri dikenal sebagai sosok yang akif di berbagai organisasi bisnis, olahraga dan sosial.

Di Kadin Kota Depok, Despandri adalah Wakil Ketua yang membidangi Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM), Koperasi dan Pasar Tradisional.

Despandri adalah Ketua Panitia Pengadaan 200 kios bagi UMKM di Mall Detos. Bapak empat orang anak ini juga menjadi pembina Komunitas Batik Depok (Kombad). Tugasnya adalah “mengawinkan” Kombad dengan disainer ternama di Jakarta, sehingga Kombad yang dibentuk 2 tahun lalu bisa langsung sejajar dengan pembatik lain di Indonesia.

Pembatik Depok dengan mahakaryanya hadir di sejumlah pameran batik bergengsi kemudian hasil karyanya ditampilkan di catwalk oleh peragawan muda berbakat di panggung Jakarta Convention Center (JCC).

Di bidang lain, Despandri aktif di olahraga basket dan menjadi pengurus di NBC, salah satu klub basket yang rutin menggelar turnamen 3×3.

Despandri juga aktif memikirkan bagaimana mengembangkan dan memberdayakan setu supaya bernilai ekonomi melalui forum pemberdayaan setu.

Meskipun sudah aktif membantu berbagai aspek dan kegiatan di Kota Depok, tidak mudah bagi pecinta olahraga sepeda gunung itu mengambil keputusan untuk maju sebagai calon legislatif.

Tantangan pertama datang dari keluarganya sendiri yakni orangtua, adik-adik, istri tercinta dan anak-anak tersayang.

“Mereka takut saya masuk penjara seperti yang dialami banyak anggota DPRD di daerah lain, ” kata Despandri.

Butuh waktu cukup lama bagi Despandri untuk bisa meyakinkan keluarga dekatnya. Apalagi di keluarga besarnya, hanya Despandri yang terjun ke politik, yang lain adalah pedagang dan pengusaha.

Tapi dengan caranya, Despandri akhirnya berhasil mendapatkan restu dari orangtuanya, adik-adiknya, istri dan anak-anak yang kini sudah dewasa.

“Saya katakan kepada keluara saya, bahwa ada dua motivasi orang menjadi anggota dewan. Pertama mencari kekayaan dengan kekuasaan sebagai anggota dewan dan yang kedua adalah untuk mengabdi dengan kemampuan atau keahlian yang dia punya demi kemajuan daerah,” kata Despandri. Karena motivasi yang berbeda itu tidak semua anggota dewan yang masuk penjara.

“Insya Allah dengan bismilah dan niat yang ikhlas, saya ingin masuk ke kelompok kedua yakni dengan motivasi mengabdi, bukan untuk mencari kekayaan, ” kata laki-laki berkumis itu.

Tantangan lain tentu datang dari eksternal. Sebagai pendatang baru di dunia calon legislatif, banyak sekali informasi yang masuk sehingga terkadang membuat Despandri ciut.

Despandri

Misalnya untuk maju sebagai caleg harus menyiapkan uang yang banyak, ratusan juta rupiah. Kalau tidak punya uang lebih baik tidak usah maju dan sebagainya karena Pemilu Legislatif (Pileg) identik dengan bagi-bagi uang. Masya Allah.

“Pokoknya banyak sekali noise atau gangguan dengan berbagai cerita kisah gagal calon anggota dewan yang masuk ke saya, ” kata salah seorang penggagas berdirinya Komunitas Kampung Kita Depok (K3D).

Tapi dengan keyakinannya apalagi dengan sering salat malam dan salat dhuha, Despandri sudah membulatkan niatnya untuk maju sebagai caleg demi mengabdi terhadap Kota Depok.

“Saya ingin berbuat lebih untuk kemajuan Kota Depok. Saya ingin UMKM Kota Depok maju, tidak hanya secara kuantitas tapi secara kualitas, ” kata Despandri.

Sebagai orang yang pernah belajar pasar modal, Despandri ingin mengantarkan UMKM Kota Depok go publik, ke lantai bursa saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

“Kalau kita mau dan komitmen yang kuat, Insya Allah tidak ada yang tidak mungkin, ” kata laki-laki yang memulai karir dari dunia jurnalistik yakni dari calon reporter sampai kemudian menjadi direktur di sebuah group yang membawahi 7 media termasuk radio.

Despandri melihat banyak hal yang harus dibenahi supaya UMKM bisa maju, mulai dari manajemen, laporan keuangan baru kemudian bicara pasar dan permodalan.

“Pihak perbankan sudah bicara dengan saya kalau mereka siap mengucurkan dana untuk UMKM. Tapi kemudian tidak bisa dilakukan karena UMKM banyak yang tidak punya laporan keuangan, ” kata Despandri.

Sebagai Wakil Ketua Kadin Kota Depok, Despandri menggagas UMKM Award, dan Tokoh UMKM, tapi program itu belum bisa terlaksana salah satunya karena banyak UMKM yang tidak punya laporan keuangan. Padahal dari 87 ribu perusahaan yang ada di Kota Depok, 85 persen adalah UMKM. (mad)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *