by

Fadli Rahman, Usia 34 Tahun Sudah jadi Komisaris BUMN Migas

Fadli Rahman

Depokrayanews.com- PT Pertamina Hulu Energi, Subholding Hulu Pertamina sudah menetapkan direksi dan komisaris yang baru. Dalam jajaran komisaris ada nama baru yakni Fadli Rahman. Siapa dia ?

Fadli Rahman, lahir pada 5 Juli 1986, merupakan lulusan Ekonomi Mineral dan Energi Colorado School of Mines (CSM) pada tahun 2016 (gelar Ph.D) dan 2013 (gelar M.S), sebelumnya meraih gelar Bachelor of Science di ITB pada tahun 2007.

Fadli sempat menjadi Principal di Boston Consulting Group dari tahun 2016. Milenial 33 tahun ini juga dipercaya sebagai Senior Field Engineer di Schlumberger tahun 2008 – 2011 dan Reservoir Engineer di Conoco Phillips pada tahun 2007 – 2008.

Fadli memang anak muda yang pintar. Sosoknya sederhana, tapi serius. Darah India, Madura, Arab, China, dan Pakistan mengalir dalam badannya.

Mengutip Energia PHE edisi Kuartal I 2020, diketahui bahwa Fadli memiliki sejumlah alasan terjun di bisnis migas: faktor keturunan, banyak tantangan mendalami ilmu migas, dan peran sektor migas sebagai penggerak roda ekonomi nasional.

Dalam pandangan pria bertinggi 177 cm itu, sektor migas nasional mengalami masa menantang saat harga minyak dunia yang sedang turun. Sektor migas nasional, katanya, mengalami fase triple down, artinya down dari sisi produksi, cadangan, dan investasi. Cadangan migas pun sulit diakses, jauh berada di offshore, dan Indonesia Timur sehingga biaya produksi di lapangan tersebut mahal, termasuk lapangan di darat yang menua.

“Terlepas dari semua itu, saya rasa sektor migas Indonesia masih optimistis bisa bangkit asal didorong kebijakan tepat. Dari data yang pernah pelajari, kita masih banyak basin ada 45 persen-an. Masih ada idle wells dan field yang masih direaktivasi dan masih banyak peluang produksi dan efisiensi dari sisi operasi dan produksi yang bisa dicapai maupun ditingkatkan produktivitasnya,” ujar Fadli seperti dikutip Energia PHE.

Fadli juga tak setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa industri hulu migas mengalami masa sunset. Apalai potensinya masih ada. Problemnya, saat yang bersamaan dari sisi fundamental adalah swith mindset karena kondisi saat ini berbeda dengan masa lalu. “Dulu mudah dicari, biaya produksi rendah, saingan di luar sedikit. Totally different dengan saat ini,” kata dia.

Menurut dia, hal ini harus diimbangi dari sisi produksi yang tinggi dan pendapatan yang setinggi tinginya bagi negara. Banyak peluang yang bisa diberikan untuk meningkatkan investasi. Apalagi, kebijakan pemerintah saat ini dinilai tepat.

Artinya, memberikan fleksbilitas kepada investor apakah mau menggunakan skema gross split maupun cross recovery. Investor boleh memilih insentif apa saja untuk mengoptimalkan produksi. “Fleksibilitas merupakan komponen yang utama untuk tingkatan invensi di sektor migas, termasuk percepatan perizinan, approval, dll itu hal itu sangat membantu sektor hulu migas,” katanya.

Karena itu, demi meningkatkan produksi minyak nasional, Fadli siap memberikan kontribusi kepada PHE. “Ini menjadi tantangan dan representasi generasi milenial bahwa kita bisa kontribusi maksimal untuk bersama-sama bahu-membahu memajukan PHE, Pertamina, dan sektor migas nasional,” kata dia. (red)

Sumber:Energia PHE

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *