by

Garuda Indonesia Tunggak Gaji Karyawan Rp 328 Miliar

Depokrayanews.com- Diam-diam ternyata PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk punya tunggakan pembayaran gaji karyawan sebesar 23 juta dolar AS, atau sebesar Rp 328,3 miliar sampai 31 Desember 2020 lalu akibat penundaan pembayaran gaji yang dilakukan manajemen dalam rangka efisiensi.

”Sebagai respons terhadap tekanan kinerja imbas situasi pandemi, terhitung dari April hingga November 2020, perseroan telah melakukan penundaan pembayaran penghasilan pada 2020,” tulis manajemen Garuda dalam keterbukaan informasi seperti dikutip, Kamis 10 Juni 2021.

Gaji yang tertunda itu mulai dari level direksi dan komisaris hingga staf. Manajemen Garuda merinci untuk direksi dan komisaris, penundaan pembayaran gaji dilakukan sebesar 50 persen setiap bulannya.

Kemudian untuk vice president, captain, first office, dan flight service manager sebesar 30 persen. Untuk level senior manager, penundaan pembayaran gaji diberlakukan sebesar 25 persen. Sementara untuk flight attendant, expert dan manager sebesar 20 persen.

Terakhir untuk penundaan gaji duty manager dan supervisor sebesar 15 persen. Sedangkan staff (analyst, officer atau setara) dan siswa, penundaan pembayaran gaji yang dilakukan sebesar 10 persen.

”Estimasi dari jumlah tunjangan gaji yang saat ini ditunda atau belum dibayarkan per 31 Desember adalah sebesar US$23 Juta,” jelas manajemen.

Selain menunda pembayaran gaji, langkah lain yang dilakukan perseroan dalam rangka efisiensi keuangan antara lain penyelesaian kontrak dipercepat untuk pegawai dengan status kontrak/PKWT.

Kemudian perseroan juga melakukan program pensiun dipercepat kepada karyawan dengan kriteria pendaftar 45 tahun ke atas yang dilaksanakan pada 2020.

Perusahaan juga melakukan penyesuaian mekanisme kerja untuk pegawai work from home dan work from office

Selain menunda pembayaran gaji, manajemen Garuda juga telah memangkas jumlah armada pesawat yang dioperasikan.

Saat ini total jumlah pesawat Garuda mencapai 142, terdiri dari 136 pesawat sewa dan 6 pesawat milik sendiri. Dari total 142 pesawat itu, yang dioperasikan hanya 53 unit atau 37,3 persen. Sementara 39 pesawat sedang perawatan (maintenance), dan sisanya di-grounded.

“Armada yang dioperasikan selama masa pandemi berkurang sehingga yang saat ini dioperasikan untuk mendukung operasional perusahaan ada pada kisaran 53 pesawat,” sebut manajemen emiten berkode GIAA itu.

Sumber:tribun

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *