by

Harunya Melihat Anak-Anak Berkebutuhan Khusus Bermain Penuh Bahagia

Dava tampak penuh semangat beryanyi pada ajang GEA 2018 Kota Depok.
Dava tampak penuh semangat beryanyi pada ajang GEA 2018 Kota Depok.

DepokRayanews.com- Ada yang menarik dari rangkaikan kegiatan Gelar Ekspreai Anak (GEA) 2018 tingkat Kota Depok.
Yakni tampilnya anak-anak berkebutuhan khusus (ABK), pada lomba olahraga tradisional dan lomba menyanyi yang digelar Dinas Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (DPAPMK), di Balaikota Depok, Jumat (3/8/2018)

“Hari ini memang kita gelar aneka lomba untuk anak-anak berkebutuhan khusus, ” kata Intan Yustisiawati, Kasi Pengembangan Kota Layak Anak DPAPMK Kota Depok. Anak-anak berkebutuhan khusus itu antara lain mengikuti lomba balap karung, kelereng, mewarnai, dan menyanyi.

Lomba balap karung dan kelereng diadakan di lapangan balaikota, sedangkan lomba mewarnai dan menyanyi diadakan di gedung Perpustakaan Daerah Kota Depok.

Tampak kemeriahan dan keceriaan di sana. Padahal mereka adalah anak-anak tunarungu, tunagrahita dan tunadaksa. Tapi semangat mereka sangat tinggi. Sesekali terdengar gelak tawa.

Di Kota Depok saat ini terdapat 860 siswa anak berkebutuhan khusus. Sekitar 50 persen di antaranya, mengikuti GEA Depok 2018.

Meski anak-anak itu berkebutuhan khusus, tapi sepertinya mereka tidak merasakan itu. Yang ada adalah keceriaan. Senyum menawan dan kegirangan. Langkah mereka masih kuat dan gerak mereka masih cepat.

Di dalam gedung perpustakaan tampak ada bergerombol anak-anak berkebutuhan khusus hendak mengikuti lomba menyanyi.
Dari catatan panitia, tampak ada 16 anak berkebutuhan khusus dari 9 sekolah luar biasa mengikuti lomba menyanyi.

Ada 3 lagu wajib yang boleh mereka pilih untuk dinyanyikan yakni lagu Ambilah Bulan, Bintang Kejora, dan lagu 1234.
Untuk bisa tampil di ajang GEA 2018 itu, mereka terlebih dahulu menjalani seleksi di sekolah masing-masing.

Tidak terlihat ada kecanggungan dan ketakutan di wajah mereka ketika namanya dipanggil untuk naik ke panggung.
Mereka hafal lagu itu dengan lancar. Sesekali tubuhnya digoyangkan. Tangannya digerakan sambil memegang mikropon

Usai berlomba mereka kemudian bernyanyi bebas bersama-sama. Yang menarik lagu pavorit mereka adalah lagu dangdut Goyang 2 jari dan Shantik. Kemudian ada lagu religi, Ya Maulana.

Semuanya bergoyang dan sangat menikmati lagu-lagu itu. Kabid Tumbuh Kembang dan Pengembangan Kota Layak Anak DPAPMK Yulia Otavia akhirnya terpancing untuk naik panggung dan larut bergoyang bersama anak-anak berkebutuhan khusus itu. Apalagi ketika diputar lagu Goyang 2 Jari ruangan tempat lomba sangat meriah.

Dava (10) siswa SLB Negeri Kota Depok menjadi bintang yang paling banyak menyedot perhatian. Anak pertama dari dua bersaudara itu sangat pintar menyanyi meskipun sambil duduk kursi roda.

Sepertinya Dava hafal semua lagu yang diputar operator. Dengan mikropon di tangan, Dava bernyanyi penuh percaya diri. Tangannya digerak-gerakan.

“Dari kecil Dava memang senang mendengarkan lagu, ” kata ayah Dava yang hadir menemani Dava. Bunda Dava juga hadir bersama adik perempuan Dava. “Hallo Bunda. Tadi lagu goyang 2 jari bersama-sama, ” kata Dava kepada bundanya begitu turun dari panggung.

Dengan wajah ceria sang bunda kemudian membelai kepala Dava yang duduk di kursi roda. “Dava senang, ” tanya sang bunda. Dava pun menganggukan kepalanya. Dava kemudian diberikan minum oleh ayahnya. Sambil menunggu pengumuman pemenang, anak-anak itu larut dalam keceriaan. Mereka tampak sangat gembira.

Inilah salah satu potret yang hendak diwujudkan di Kota Depok, bagaimana supaya anak-anak selalu gembira dan ceria.
“Anak-anak Depok tidak boleh dibully, tidak boleh kena aksi kekerasan. Anak-anak Depok harus bahagia dan ceria, ” kata Ketua Gugus Kota Layak Anak Kota Depok, Sri Utomo.

Kebahagin yang dirasakan anak-anak berkebutuhan khusus itu merupakan salah satu rangkain kegiatan Hari Anak Nasional (HAN) tingkat Kota Depok. Sedangkan perayaan di tingkat nasional digelar pada 23 Juli 2018 di Kota Surabaya. Sedangkan di tingkat Provinsi Jawa Barat digelar beberapa hari lalu di Kerawang, Jawa Barat.

Banyak harapan tentu disampaikan anak-anak Kota Depok, supaya perayaan HAN tidak hanya sekedar seremonial saja, tapi banyak makna dan pembelajaran yang dapt dirasakan mereka. Membahagiakan anak-anak berkebutuhan khusus tentu saja, bagian dari anak-anak Kota Depok.

Tapi secara luas bagaimana anak-anak diberi ruang untuk bermain, ruang untuk berkreativitas dan dilindungi hak-haknya. Jangan lupa yang sebut dengan anak itu adalah yang berusia mulai Nol tahun sampai 18 tahun. Dengan rentang usia yang begitu panjang, tentu harapannya berbeda-beda sesuai kelompok umur,

Di Kota Depok sudah terbentuk sebuah organisasi anak, namanya Forum Anak Kota Depok dan sudah punya jaringan sampai ke tingkat kecamatan.

Walikota Depok bersama Bunda Elly Farida menemani anak bermain di ruan pojok bermain yng ada di Balaikota Depok.
Walikota Depok bersama Bunda Elly Farida menemani anak bermain di ruan pojok bermain yng ada di Balaikota Depok.

Lalu apa kata Ketua Forum Anak Kota Depok, Nizar Arifshidqi ? Nizar yang baru saja membawa pulang gelar juara Forum Anak terbaik se Jawa Barat dalam puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) Tingkat Jawa Barat, berharap anak-anak terus diberi kesempatan yang sebesar-besarnya dalam penyaluran bakat dan kreativitas.

“Di Hari Anak Nasional ini, kami berbangga sekali Pemerintah Kota Depok sudah sangat besar memberikan perhatian pada kami. Semoga perhatian ini ditambah lagi, serta diberi kesempatan yang luas bagi kami untuk menyalurkan kemampuan,” kata Nizar.

Untuk rekan-rekannya sesama anak Depok, Nizar mengajak untuk selalu meningkatkan bakti dan rasa cinta pada Tanah Air.
Selain juga bersama-sama menguatkan moral keagamaan, dengan mengedepankan nilai-nilai kebhinekaan dan cinta terhadap budaya bangsa.

“Mari kita terus berkontribusi kepada Tanah Air dan kota kita tercinta, sehingga akan terwujud Kota Layak Anak (KLA) atau bahkan Indonesia Layak Anak (IDOLA),” kata dia.

Menurut Nizar, Pemerintah Kota Depok sangat serius mengupayakan agar Depok menjadi Kota Layak Anak. Forum Anak Depok, katanya selalu dilibatkan dalam berbagai kegiatan yang dilakukan, termasuk melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah.

Ada dua peran utama yang diharapkan pemerintah kepada Forum Anak yakni sebagai pelopor dan sebagai pelapor. Menurut Nizar, anak-anak didorong untuk menyadari hak-haknya, terutama hak perlindungan dari berbagai ancaman yang dilakukan baik oleh lingkungan keluarga sendiri, maupun ancaman dari lingkungan luar.

Dengan memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang hak-hak anak, tentu saja anak menyadari kalau mereka tidak mendapat perlakuan selayaknya. “Kalau kita baca dan pelajari konfensi hak anak, di sana sangat jelas diatur hak-hak anak,” kata Nizar.

Paling tidak da 10 hak anak yang harus diberikan sebagaiman mestinya yakni :
1. Hak untuk bermain
2. Hak untuk mendapatkan pendidikan.
3. Hak untuk mendapatkan perlindungan.
4. Hak untuk mendapatkan identitas.
5. Hak untuk mendapatkan status kewarganegaraan.
6. Hak untuk mendapatkan makanan yang layak.
7. Hak untuk mendapatkan kesehatan.
8. Hak untuk mendapatkan rekreasi.
9. Hak untuk mendapatkan kesamaan.
10. Hak untuk memiliki peran dalam pembangunan.

Khusus untuk yang terkhir, yakni memiliki hak untuk berperan dalam pembangunan, Walikota Depok Mohammd Idris meminta agar Forum Anak dilibatkan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) muli dari tingkat kelurahan sampai tingkat kota, agar anak-anak bisa memperjuangkan hak-haknya pada proses pembangunan.

Sedangkan untuk hak lainnya, seperti hak memiliki identitas, pendidikan, status kewarganegaraan, sudah terlaksana dengan baik, apalagi sudah ada koordinasi lintas dinas, sehingg ada program membuat akte lahir secara gratis, kartu identitas anak (KIA) dan pendidikan gratis.

Walikota Depok menyerahkan Kartu Identitas Anak (KIA) kepada anak-nak sekolah dasar.
Walikota Depok menyerahkan Kartu Identitas Anak (KIA) kepada anak-nak sekolah dasar.

Kini pemerintah juga tengah gencar membangun ruang terbuka hijau (RTH) yang bisa menjadi arena bermain bagi anak-anak. Di setiap gedung pelayanan publik diwajibkan menyediakan ruang bermain anak, seperti di kantor kecamatan, puskesmas dan sebagainya. “Kami juga mendorong agar perusahaan swasta terlibat aktif membantu terwujudkan Depok sebagai Kota Layak Anak,” kata Kepala Bidang Tumbuh Kembang dan Pengembangan Kota Layak Anak DPAPMK, Yulia Oktvia.

Sebagai langkah awal sudah dibentuk Asosisi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) Kota Depok. “Dengan adanya APSAI kami berharap perusahaan swasta juga menyediakan fasilitas bermain untuk anak di perusahaan masing-masing, terutama perusahaan pelayanan publik, seperti mal, rumah sakit, hotel dan sebagainya,” kata Yulia. (adi)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *