by

Imam Budi Hartono: Kiai Idris adalah Guru Saya, Saya Hormat dengan Beliau

Imam Budi Hartono foto bersama Mohammad Idris dalam sebuah acara belum lama ini.

Depokrayanews.com- DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah memberi sinyal kuat kepada petahana Mohammad Idris untuk maju kembali sebagai calon Walikota Depok pada Pilkada yang akan digelar 9 Desember 2020. Tapi DPP PKS belum memutuskan siapa yang akan mendampingi Idris, sebagai Wakil Walikota Depok.

Juru bicara Koalisi Tertata Adil Sejahtera (TAS) yang mengusung Mohammad Idris, Qonita Lutfiyah menyebut ada 4 nama yang masuk bursa calon wakil walikota yakni Imam Budi Hartono, Hafid Nasir, T. Farida Rachmayanti dan Diana Dewi. Tiga nama pertama adalah kader PKS, sedangkan Diana Dewi, adalah Ketua Kadin DKI Jakarta yang diusung 3 partai yakni PPP, PAN dan Demokrat.

Lalu siapa yang akan mendampingi Idris ? Apakah Imam Budi Hartono, pemenang pemilu raya (pemira) PKS Depok tahun lalu, atau Diana Dewi, seorang profesional ?

Diana Dewi mengaku sudah dipanggil Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al-Jufri beberapa waktu lalu untuk menanyakan kesiapan Diana Dewi. ”Saya katakan siap kalau memang dikehendaki,” kata Diana Dewi kepada depokrayanews.com.

Lalu bagaimana dengan Imam Budi Hartono ? ”Saya sudah mendapat tiket,” kata Imam kepada depokrayanews.com, Kamis 30 Juli 2020.

Apakah itu tiket untuk maju sebagai calon walikota atau wakil walikota, Imam tidak mau menyebut secara tegas. ”Saya mendapat amanah untuk maju di Pilkada Depok,” kata Imam.

Artinya, siap menjadi walikota atau wakil walikota ? Imam menjawab singkat ”Iya.”

Karena mendapat amanah untuk maju di Pilkada Depok, Imam siap dengan apapun hasilnya, termasuk ditempatkan sebagai posisi wakil walikota sekalipun.

Dengan demikian, bisa jadi akan muncul pasangan Mohammad Idris-Imam Budi Hartono yang akan diusung koalisi TAS seperti yang diperkirakan banyak pihak sebelumnya.

Namun di tengah kencangnya tarik menarik soal calon wakil walikota, beredar kabar kalau hubungan Mohammad Idris dengan Imam Budi Hartono tidak terlalu harmonis dan banyak perbedaan. Apalagi dalam dua kali Pilkada, keduanya selalu menjadi rival. Benarkah rumors itu ? Secara tegas Imam membantah.

”Pak Kiai Idris itu adalah guru saya. Saya hormat dengan beliau. Tidak ada masalah apapun dengan beliau. Saya nyaman dengan beliau dan sebaliknya beliau juga baik-baik saja dengan saya,” kata Imam.

Hanya saja Imam tidak mau mendahului keputusan DPP PKS, ataupun DPP beberapa partai lain yang tergabung dalam koalisi TAS untuk menyebut bahwa keputusan sudah final mendukung dirinya dengan Mohammad Idris. ”Tunggu ya, masih dalam proses, mohon doanya,” kata anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi PKS itu.

Ketika ditanya apakah Koalisi Tertata yang terdiri dari PPP, PAN dan Demokrat yang mengusulkan nama Diana Dewi sebagai wakil walikota, tidak akan kecewa ? Imam menyebut, koalisi Tertata sepertinya sudah siap. ”Sepertinya Tertata sudah final, wakil diserahkan kepada pak kiai yang memilih,” kata Imam. (red)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *