by

Indonesia Bisa Rugi Rp 38,3 Triliun karena Ditinggal Turis China

Wishnutama

Depokrayanews.com- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengatakan Indonesia berpotensi mengalami kerugian sebesar Rp 38,3 triliun di sektor pariwisata akibat berkurangnya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) asal China ke Indonesia.

Wishnutama mengatakan selama ini wisman asal China yang berkunjung ke Indonesia rata-rata mencapai 2 juta orang per tahun.

“Average spending per arrival (rata-rata pengeluaran perkunjungan) wisatawan China 1.400 dolar AS, dengan jumlah dua juta wisman dan nilai tukar dolar Rp14.000 per dolar maka potensi kehilangannya mencapai 2,8 miliar dolar AS,” kata Wishnutama di Jakarta, Kamis 13 Februari 2020.

Angka itu, kata dia, hanya merupakan dampak langsung yang dirasakan sektor pariwisata akibat berkurangnya kunjungan wisman asal China. “Itu belum termasuk dari menurunnya tren perjalanan masyarakat dari negara lain,” katanya.

Mewabahnya Virus Corona dalam beberapa waktu terakhir mendorong banyak negara, termasuk Indonesia, menerbitkan kebijakan penghentian sementara bebas visa dan larangan pendatang atau penerbangan dari dan ke China.

Hal itu merupakan salah satu upaya Pemerintah Indonesia untuk melindungi warga negaranya dari risiko tertular Virus Corona. Sektor pariwisata pun menjadi salah satu sektor yang tak terelakkan dari dampak kebijakan tersebut.

“Dari beberapa hub besar masuk ke Indonesia juga ada tren menurun seperti Changi, Singapura, dan Hong Kong,” katanya.

Wishnutama menegaskan catatan kerugian hingga 2,8 miliar dolar AS tersebut hanya menghitung dampak kerugian dari pos wisman China dalam setahun dan belum memperhitungkan penurunan kunjungan dari hub lain, termasuk Singapura atau Hong Kong yang juga terdampak.

“Jadi jika dirata-ratakan setahun bisa jauh lebih besar dari 2,8 miliar dolar AS,” katanya.

Perhitungan diasumsikan dalam waktu setahun karena pihaknya belum dapat memprediksikan sampai kapan dampak wabah Virus Corona berakhir.

Di samping itu periode Februari-April dalam setiap tahunnya juga merupakan masa booking sehingga diperkirakan juga akan berdampak pada kunjungan wisman periode liburan musim panas pada Juni-Juli-Agustus.

“Februari-April masa puncaknya booking untuk liburan musim panas. Jadi walaupun misalnya Virus Corona bisa teratasi hingga April misalnya, dampaknya akan tetap terasakan hingga ke liburan musim panas,” katanya. (Antara)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *