by

Kesedihan Ibu Hamil Tertular Covid-19, Tak Bisa Peluk Anak saat Isolasi Diri

Kesedihan Ibu hamil saat Covid-19

Depokrayanews.com- Hamil di tengah wabah Covid-19 memang menjadi tantangan. Nunki Herwanti, warga Sekaran Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, harus menerima kenyataan bahwa dirinya tertular virus corona.

Bercerita pada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Nunki menjelaskan, dirinya kini tengah hamil 20 minggu atau sekitar 5 bulan. Ia pun tak menyangka kalau bisa terpapar virus Covid-19. Sebab, gejala yang selama ini diterangkan pemerintah dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tak dialami Nunki.

Ada kesedihan tentu dirasakan Nunki sebagai seorang ibu dengan gejala Covid-19. Ia tak bisa mencium, memeluk, bahkan menyentuh kedua anak kandungnya itu. Namun, pengertian sang anak yang menguatkannya.

Ya, kedua anak Nunki, berusia 7 dan 10 tahun, paham mengenai pandemi ini dan itu membuat mereka sangat mengerti kondisi ibunya. Jadi, ini juga yang membuat Nunki bisa bertahan untuk tidak memberi sentuhan kasih sayang kepada putri-putrinya.

“Nak, mama mungkin kena virus Covid-19. Jadi kaka jangan peluk, cium, pegang mama dulu. Kakak harus sabar dulu. Alhamdulillah mereka mengerti,” tutur Nunki penuh haru, dilansir dari YouTube Channel Ganjar Pranowo.

Sebelumnya, Nunki mengungkap sumber penularan virus Covid-19 yang menimpa dirinya. Istri seorang dokter yang berjuang di garda depan melawan Covid-19 ini, menduga bahwa dirinya tertular virus corona dari tukang sayur.

Namun jika dirunut dari awal, sumber virus Covid-19 yang dimiliki Nunki masih belum terpecahkan. Sebab, suaminya negatif, anak-anak dan saudara negatif, tidak melakukan kontak dengan orang, tak ada perjalanan luar kota pun luar negeri. Lantas, dari mana Nunki memiliki virus mematikan ini?

Pada Ganjar, dia coba menduga kalau Covid-19 yang ada di tubuhnya berasal dari tukang sayur keliling komplek. Dugaan ini muncul karena Nunki hanya bertemu dengan pedagang sayur ini.

“Kalau nebak-nebak, karena setiap hari saya bertemu dengan tukang sayur, ada kemungkinan dari beliau-beliau, karena nggak cuma satu tukang sayur,” kata dia.

Apa alasannya? Menurut Nunki, para pedagang sayur ini kan masih berinteraksi di pasar dengan banyak orang. Mereka pun menjajakan barang bertemu dengan puluhan orang yang status kesehatannya nggak diketahui. Jadi, kemungkinannya di situ.

“Jadi, ya, mungkin saat dia mengambil barang dagangan saya, dia megang plastiknya, atau uang kembalian. Ya, mungkin saya kecolongan di sini,” kata Nunki.

Sumber:okelifestyle

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *