by

Komunitas Batik Depok Silaturahmi dengan Ketua Umum Komunitas Desainer Etnik Indonesia

Pengurus Komunitas Batik Depok bersama Ketua Umum Komunitas Desainer Etnik indonesia Raizal Boeyoeng Rais.
Pengurus Komunitas Batik Depok bersama Ketua Umum Komunitas Desainer Etnik indonesia Raizal Boeyoeng Rais.

Depokrayanews.com- Ketua Komunitas Batik Depok, Ambar mengadakan pertemuan silaturahmi dengan Ketua Umum Komunitas Desainer Etnik Indonesia, Raizal Boeyoeng Rais di Cinere, Rabu (29/3/2017) petang.

Dalam pertemuan itu. Ambar datang bersama Ratna Septiana dan Fifie. Sedangkan Boeyoeng Rais didampingi desainer muda Dedi Hary.

Pertemuan yang diprakarsai Wakil Ketua Kadin Kota Depok, Desfandri itu berlangsung sangat hangat dan penuh keakrapan.

Boeyoeng Rais yang sudah berlanglang buana di dunia fashion puluhan tahun itu tidak pelit berbagi ilmu dan strategi bisnis kepada anggota Komunitas Batik Depok.

Ambar menyebut jumlah anggota Komunitas Batik Depok saat ini 15 orang, tapi yang benar-benar khusus batik ada 3. Yang lain, mengembangkan fashion dari bahan batik. seperti baju. tas, dompet sepatu dan sebagainya.

“Komunitas Batik Depok baru terbentuk 2 bulan, masih baru sekali, kami masih banyak belajar,” kata Ambar.

Sebelum membentuk komunitas, para pengusaha batik dan fashion batik ini berjalan sendiri-sendiri, kemudian dipertemukan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Pemerintah Kota Depok.

Menurut Ambar, batik yang dikembangkan di Kota Depok baru sepatas batik warna alami dan batik etnik dengan tema situs dan budaya Depok.

Ratna Septiana mengembangkan batik dengan motif Gong Sibolong, sebuah cerita rakyat masa lalu.

Boeyoeng Rais sedang mengamati batik motif Gong Sibolong karya Ratna Septiana.
Boeyoeng Rais sedang mengamati batik motif Gong Sibolong karya Ratna Septiana.

Gong Sibolong itu sampai kini masih disimpan oleh salah seorang tetua di Depok, meskipun usia gong itu sudah ratusan tahun.

“Saya tertarik mengangkat situs dan budaya karena saya ingin menampilkan motif batik yang punya cerita,” kata Ratna. Selain Ratna ada lagi yang mengembangkan batik dengan motif Topeng Cisalak.

Boeyoeng Rais menilai corak batik yang dikembangkan di Depok cukup bagus, karena ada ciri khas dengan menampilkan situs dan budaya Depok.

Ambar Ketua Komunitas Batik Depok dengan salah satu karyanya.
Ambar Ketua Komunitas Batik Depok dengan salah satu karyanya.

“Yang perlu dipikirkan bagaimana batik itu menjadi pakaian masal, bukan lagi dianggap sebagai pakaian untuk ke pesta,” kata Boeyoeng

Batik tulis sangat bagus untuk menunjukan kebudayaan Indonesia. Tapi secara bisnis batik tulis dianggap mahal, meskipun itu relatif.

“Tapi untuk menjadi sebuah produk masal dengan harga terjangkau harus dipikirkan juga bagaimana mengembangkan batik prin, batik cetak yang diproduksi mesin,” kata Boeyoeng

Boeyoeng juga mendorong agar anak-anak muda tertarik dengan batik. Jangan malu menggunakan batik karena dianggap terlalu formil. karena corak batik kini bermacam-macam, ada yang formal ada juga yang santai

Untuk melihat potensi kreatifitas anak-anak muda, Boeyoeng menyarankan Komunitas Batik Depok membuat lomba desain batik Depok, bekerjasama dengan Dekranasda.

Sebagai tindak lanjut pertemuan silaturahmi itu, Senin depan akan diadakan pertemuan dengan seluruh anggota Komunitas Batik Depok. (red)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *