by

Laba Bersih Bank Mandiri Melonjak Jadi Rp 12,5 Triliun

Depokrayanews.com- Laba bersih PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada kuartal II 2021 mencapai Rp 12,5 triliun. Angka ini melonjak sebesar 21,45 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 10,29 triliun. Laba sebesar itu ditopang oleh bisnis kredit, transaksi pembayaran, hingga kinerja kinclong dari anak usaha.

Kredit perseroan tumbuh 16,37 persen dari Rp871,66 triliun menjadi Rp1,01 triliun. Kredit memberikan sumbangan pendapatan bunga setelah dikurangi beban bunga sebesar Rp36,09 triliun atau meningkat 21,22 persen dari sebesar Rp29,77 triliun.

Pencapaian kredit didorong oleh pencapaian perusahaan anak, yaitu BSI dan Bank Mantap. Sementara, pertumbuhan kredit secara bank only ditopang oleh segmen wholesale, corporate banking, dan commercial banking yang tumbuh sebesar 7,13 persen, dan segmen retail banking tumbuh 5,78 persen.

”Pertumbuhan kredit terbesar ada di Pulau Kalimantan yang naik 29,6 persen menjadi Rp 36,6 triliun dan Pulau Sulawesi naik 14,4 persen menjadi Rp 29,7 triliun,” kata Direktur Manajemen Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin saat konferensi pers virtual, Kamis 29 Juli 2021.

Menurut Ahmad Siddik, penyaluran kredit banyak mengalir ke industri sawit dan CPO, konstruksi, energi dan air, pertanian dan kehutanan, dan peternakan dan perikanan.

”Di tengah derasnya aliran kredit, perseroan mampu menjaga tingkat kredit macet (NPL) dari kisaran 3,38 persen menjadi 3,08 persen pada akhir Juni 2021,” kata dia.

Kualitas kredit terjaga baik berkat kontribusi penurunan nilai restrukturisasi kredit dari semula mencapai Rp126,5 triliun kepada 548 ribu debitur pada awal pandemi covid-19 menjadi Rp 96,5 triliun hingga akhir bulan lalu.

“Kami memproyeksi dengan dampak PPKM, saya kira setelah ditambah sebagian dari debitur high risk, maka NPL bisa 3,19 persen (akhir tahun) atau relatif sama dengan Juni 2021,” katanya.

Selain dari kredit, Bank Mandiri juga mendapat kontribusi laba dari pendapatan non bunga (fee based income) sebesar Rp 15,94 triliun dan pendapatan operasional Rp 52,04 triliun. Masing-masing pos pendapatan tumbuh 17,27 persen dan 19,99 persen.

Di luar usaha induk, Bank Mandiri juga mendapat sumbangan laba sekitar Rp 1,56 triliun dari para anak usaha. Rinciannya, BSI berkontribusi laba Rp 881,3 miliar, AXA Mandiri Rp 226,3 miliar, Mandiri Taspen Rp 178,5 miliar, Mandiri Sekuritas Rp 124,3 miliar, dan anak usaha lainnya Rp 149,7 miliar.

Dana Pihak Ketiga (DPK) sebanyak Rp 1.169,23 triliun atau melonjak 19,73 persen. DPK utamanya tumbuh berkat tabungan, naik 13,74 persen menjadi Rp354,1 triliun, giro meroket 40,09 persen menjadi Rp 322,8 triliun, dan anak usaha meroket 98,53 persen menjadi Rp 244,5 triliun.

Sedangkan deposito justru anjlok 20,48 persen menjadi Rp 247,8 triliun. Hal ini terjadi karena biaya dana DPK pada bank only turun 109 basis poin (bps) dari 2,53 persen menjadi 1,71 persen.

Di luar bisnis kredit, Bank Mandiri juga terus mengembangkan layanan transaksi pembayaran kepada nasabah, khususnya melalui aplikasi Livin by Mandiri. Tercatat, nilai transaksi finansial melalui Livin mencapai Rp728,9 triliun atau tumbuh 59 persen secara tahunan.

Dari sisi pengguna, jumlahnya sudah mencapai 7,8 juta nasabah. Sementara dari sisi transaksi, jumlahnya mencapai 434,9 juta transaksi atau naik 65 persen. (mad)

1

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *