by

Malaysia Kembali Catat Rekor Kematian Akibat Covid-19

Depokrayanews.com- Malaysia kembali mencatat rekor kematian akibat Covid-19 pada Selasa 27 Juli 2021, di tengah peningkatan kasus infeksi corona yang juga menyebabkan pasien di ICU meroket.

Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan 207 kematian pada Selasa, jumlah yang sama dengan sehari sebelumnya. Jumlah kematian di kedua hari tersebut menjadi yang tertinggi di Malaysia sejak pandemi melanda tahun lalu.

Sebagaimana dilansir Malay Mail, dari keseluruhan kematian pada Selasa, 181 di antaranya merupakan warga lokal, sementara 26 lainnya asing. Dari keseluruhan data itu, 161 di antaranya memiliki komorbid.

Kantor berita Bernama menjabarkan, tiga negara bagian dengan angka kematian tertinggi adalah Selangor (96), Kuala Lumpur (34), dan Johor (21).

Sementara itu, Malaysia juga masih mencatat kasus harian Covid-19 terbilang tinggi, yaitu mencapai 16.177 dalam 24 jam.
poster

Angka ini terpaut tipis dari rekor kasus di Malaysia yang tercetak pada Minggu (25/7) dengan 17 ribu infeksi corona.

Dengan demikian, total kasus aktif di Malaysia mencapai 170.224. Dari keseluruhan kasus Covid-19 aktif itu, 1.023 di antaranya dirawat di ICU dengan 524 membutuhkan bantuan alat pernapasan.

Angka rawat inap di ICU ini merupakan yang tertinggi selama pandemi melanda Negeri Jiran sejak tahun lalu.

Meski jumlah infeksi corona di Malaysia menunjukkan tren peningkatan selama beberapa pekan belakangan, Malaysia berencana mencabut status darurat Covid-19 pada 1 Agustus mendatang.

Menteri Hukum Malaysia, Takiyuddin Hassan, menuturkan pemerintah tidak akan menganjurkan Raja Malaysia memperpanjang status darurat ketika berakhir pada 1 Agustus mendatang.

Raja Malaysia menyetujui status darurat Covid-19 sejak 12 Januari lalu. Perdana Menteri Muhyiddin Yassin berpendapat status darurat diperlukan untuk meredam penularan virus corona.

Deklarasi status darurat memberikan Muhyiddin kewenangan untuk menangguhkan parlemen (reses). Dengan begitu, Muhyiddin dapat menerapkan kebijakan penanganan pandemi tanpa melalui persetujuan legislatif.

Di awal pandemi, kabinet Muhyiddin memang dinilai berhasil menekan penyebaran dan laju infeksi Covid-19, salah satunya dengan menerapkan penguncian wilayah (lockdown) pada Maret tahun lalu. Saat itu, laju infeksi harian corona dapat ditekan.

Namun, setelah menerapkan serangkaian pelonggaran, Malaysia kembali didera gelombang baru penularan Covid-19 yang diperparah dengan penyebaran varian Delta.

Muhyiddin kemudian menerapkan lockdown ketat per 1 Juni hingga hari ini. Namun, terlepas dari lockdown dan status darurat, penularan Covid-19 Malaysia semakin buruk dan memicu kemarahan publik.

Sumber:cnnindonesia

1

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *