by

Nuroji Anggota Komisi X DPR: Kota Depok Belum Punya Identitas Budaya

Depokrayanews.com- Pemerintah Kota Depok disarankan untuk segera menetapkan baju khas Kota Depok karena selama ini banyak baju yang diklaim sebagai baju khas Depok, akan tetapi belum disepakati dan ditetapkan. Baju khas ini, adalah bagian dari identitas budaya yang belum dipunyai Kota Depok.

Hampir semua daerah sudah punya baju khas daerah masing-masing, sehingga menjadi baju kebanggan masyarakat setempat karena sudah menjadi salah satu identitas budaya daerah.

”Kota Depok hingga saat ini belum punya baju khas Depok yang menjadi identitas budaya masyarakat Kota Depok,” kata Ir.H. Nuroji, anggota Komisi X DPR RI saat berkunjung ke kantor PWI Kota Depok, Senin 27 Desember 2021. Kunjungan dan berdiskusi dengan wartawan Kota Depok merupakan bagian dari agenda reses Nuroji di daerah pemilihannya, Kota Depok dan Kota Bekasi.

Menurut Nuroji apa yang disering digunakan sebagian masyarakat Kota Depok pada acara-acara khusus, bukanlah baju khas Kota Depok. Tapi baju koko yang ditambah sarung di leher. Ada lagi yang menggunakan baju pangsi dengan warna warni. Baju pangsi adalah baju dengan kerah cina, tapi tidak dipasang kancing. Celananya menggantung, tidak sampai ke mata kaki. Di pinggang melilit ikat pinggang besar, bisanya berwarna hijau, atau merah.

Baju Pangsi, kata Nuroji, memang berasal dari Kota Depok. Karena pada lalu, baju pangsi antara lain dipakai petani untuk ke sawah. Tapi dalam perjalanannya, baju pangsi dipakai untuk acara-acara khusus kebudayaan di Kota Depok. Bahkan beberapa komunitas budaya di Kota Depok sudah mengenakan baju pangsi.

”Stakeholder perlu duduk bersama untuk menetapkan baju khas Kota Depok. Ayo duduk bareng, Pemkot Depok, DPRD, tokoh budaya, dan tokoh masyarakat. Saya juga siap untuk berkontribusi dalam diskusi dalam rangka penetapkan baju khas Kota Depok,”kata Nuroji yang tercatat sebagai Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kota Depok.

Sebagai anggota Komisi X DPR RI, Nuroji sering berkunjung ke daerah-daerah. Hampir semua daerah, katanya, sudah punya baju khas sendiri. ”Saya suka beli baju-baju khas daerah. Saya punya beberapa diantaranya. Salah satunya yang saya pakai ini, yakni baju khas Banyuwangi. Tapi tutup kepala saya pakai khas Jawa Barat, Totopong,” kata Nuroji.

Selain soal baju, Nuroji menyebut Kota Depok belum punya identitas budaya sendiri. ”Kalau kita ke Sumatera Barat, Riau, Toraja atau ke Sumatera Utara, identitas budayanya sudah kelihatan jelas mulai dari bangunan yang ada di daerah itu yang selalu menunjukan identitas budaya daerah,” kata Nuroji.

Di Kota Depok, tidak ada identitas budaya yang melekat di bangunan perkantoran pemerintah, hotel, restoran ataupun kantor-kantor perusahaan swasta. ”Ini harus dipikirkan oleh Pemerintah Kota Depok. Mana identitas budaya Kota Depok,” kata dia.

Nuroji juga menyorot soal pariwisata Kota Depok. ”Saya dengar sudah ada Perda Pariwisata Kota Depok, tapi Pariwisata Alam,” kata dia heran. Dari nama perda itu, kata saja, sudah ada pembatasan soal pariwisata alam. Padahal pariwisata itu sangat luas, tidak hanya situ, karena Depok punya 23 ditu. Tapi ada pariwisata religi, pariwisata kuliner, pariwisata budaya, dan banyak lagi kalau mau dikembangkan,”kata Nuroji. (red)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *