by

Pelayanan Rumah Sakit Permata Sawangan Dinilai Sangat Mengecewakan

Depokrayanews.com- Pelayanan di Rumah Sakit (RS) Permata Sawangan dinilai sangat buruk dan mengecewakan.

Hal itu diungkapkan Despandri, setelah mengantarkan anaknya yang berusia 16 tahun berobat ke rumah sakit itu pada Kamis 22 Oktober 2020.

Di depan pasien, dokter anak rumah sakit itu secara gamblang menyebut nama jenis penyakit yang diduga diderita pasien. Terang saja si anak jadi shock dan langsung pingsan. Padahal dokter anak belum melakukan pemeriksaan medis sama sekali

“Anak saya hanya diajak ngobrol, begitu juga istri saya. Dari hasil pembicaraan yang dilakukan di depan pasien yang tengah terbaring di ruang IGD, tiba-tiba sang dokter memvonis pasien menderita penyakit tertentu yang membuat anak saya jadi schok dan pingsan,” kata pengurus beberapa organisasi ternama di Kota Depok itu.

Padahal sebelumnya. Despandri memeriksakan kondisi kesehatan anaknya di RSUD Depok. Hasil lab menunjukan bahwa anaknya kekurangan kalium. Sangat berbeda dengan analisa teori dokter anak RS Permata. Di RSUD, anak Despandri juga sempat di rapid test dan hasilnya negatf.

Tapi karena RSUD rumah sakit rujukan Covid-19, makanya anak Despandri disarankan dirawat di rumah sakit yang lain.

Despandri memilih RS Permata karena dekat dari rumahnya. Tapi apa yang terjadi, anak Despandri ditolak di rawat di runah sakit itu dengan alasan hasil observasi sebelumnya, anak Despandri disarankan dirujuk ke rumah sakit yang ada fasilitas EEG.

Despandri membawa anaknya ke RSUD. Tapi hasil lab menunjukkan anak Despandri hanya kekurangan kalium dan tidak perlu pemeriksaan EEG.

Setelah dilakukan pembicaraan dengan Direktur RS Permata, akhirnya anak Despandri bisa ditangani di RS Permata.

Tapi di ruang IGD hampir 2 jam anak Despandri tidak dilakukan tindakan medis sama sekali. Tidak dipasang oksigen seperti di RSUD Depok. Hasil lab dari RSUD pun tidak ditanya sama sekali. Setelah Despandri protes baru dilakukan tindakan.

Tidak lama kemudian dokter anak datang tapi hanya melakukan wawancara dengan pasien yang baru kelas 2 SMA itu. Sesekali pertanyaan diajukan ke istri Despandri.

Lagi-lagi tdak ada pemeriksaan secara medis. Dari hasil wawancara itu kemudian dokter anak memvonis anak Despandri mengalami penyakit tertentu yang membuat anak Despandri langsung schok dan Despandri pun protes.

“Tidak seharusnya anda sebagai dokter menyebut nama penyakit itu di depan anak saya. Etikanya ada. Mestinya anda bisa bicara baik- baik dengan saya. Bukan di depan pasien yang nasih anak- anak,” kata Despandri kepada dokter anak itu.

Kesal dan kecewa dengan pelayanan seperti itu Despandri akhirnya memutuskan keluar dari rumah sakit itu dan pindah ke rumah sakit lain. (red)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *