by

Perempuan dan Laki-laki Perlukah Bersaing?

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan Dinas Perlindungan Anak Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (DPAPMK) Pemkot Depok, Nancy Olivia Rossa.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan Dinas Perlindungan Anak Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (DPAPMK) Pemkot Depok, Nancy Olivia Rossa.

Depokrayanews.com- Perlukah perempuan bersaing dengan laki-laki? Pertanyaan seperti itu sering sekali muncul, setiap kali bicara soal emansipasi wanita dan kesetaraan.

Dimunculkan kemudian banyak contoh perempuan yang sukses, bahkan jadi pemimpin, seperti Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden. Banyak perempuan jadi menteri, gubernur, bupati dan walikota

Di sektor swasta juga demikian, banyak yang sukses di level manajer, bahkan sampai ke level direktur utama. Banyak perempuan menjadi anggota parlemen, jaksa, hakim, dan pengacara.

Apa saja sektor usaha, kini sudah diisi oleh perempuan, mulai dari sopir taxi, sopir bus, ojek online, bengkel sampai ke jejang yang paling tinggi. Ini memang bukti bahwa perempuan bisa melakukan apa saja pekerjaan yang bisa dilakukan laki-laki.

Pertanyaan tadi, apakah perempuan harus bersaing dengan laki-laki? Aha, ini yang perlu dijawab secara jujur.

Apa kata Nancy Olivia Rossa? Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan, Dinas Perlindungan Anak, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga (DPAPMK) Pemerintah Kota Depok terang-terangan mengatakan perempuan dan laki-laki tidak harus bersaing.

Menurut Nancy, perempuan dan laki-laki tidak perlu bersaing. Yang perlu adalah bagaimana membangun dan membina kerjasama yang saling menguntungkan, baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara

“Laki-laki dan perempuan tidak boleh saling menguasai dan mengekploitasi satu sama lain,” kata Nancy Olivia kepada depokrayanews.com.

Menrut Nancy, setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Karena itu, harus dapat saling mengisi dan melengkapi satu sama lain

Dalam membangun kerjasama itu diperlukan komunikasi yang baik, saling menghormati dan saling menghargai

Dari situlah kemudian pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG).

Pengarusutamaan Gender (PUG). Perempuan dan laki-laki tidak perlu bersaing, tapi bersinergi satu sama lain.
Pengarusutamaan Gender (PUG). Perempuan dan laki-laki tidak perlu bersaing, tapi bersinergi satu sama lain.

PUG itu adalah terjemahan dari gender mainstreaming yakni strategi yang menempatkan laki-laki dan perempuan menjadi pertimbangan utama dalam setiap perumusan kebijakan dan proses pelaksanaan pembangunan

Dengan strategi itu, diharapkan agar setiap pembuat kebijakan dan pelalksana pembangunan dapat bersinergi satu sama lain.

Tujuan PUG itu adalah untuk memastikan apakah laki-laki dan perempuan mempunyai akses yang sama, berpartisipasi yang sama, mempunyai kontrol yang sama dan mempunyai manfaat yang sama.

Cara mengukur keadilan gender itu sangat sederhana. Yaitu bagaimana laki-laki dan perempuan sama-sama memperoleh hak-haknya. Kemudian bagaimana laki-laki dan perempuan sama-sama punya kesempatan untuk menikmati hasil pembangunan

Keseteraan dan keadilan gender banyak sekali manfaatnya. antara lain, kesejahteraan pembangunan akan lebih mudah tercapai karena setiap individu lakii-laki dan perempuan memberikan kontribusi yang baik dan seimbang.

Kemudian, produktivitas kinerja masyarakat akan lebik baik karena laki-laki dan perempuan dapat bekerjasama,bersinergi satu sama lain, bukan bersaing dan saling menjatuhkan. (red)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *