by

Pilkada Kota Depok 2020, Yeti Wulandari Bisa Jadi Kuda Hitam Partai Gerindra

Yeti Wulandari dalam sebuah acara di DPRD Depok bersama Pradi Supriatna.

Depokrayanews.com- Dari sejumlah partai politik, baru Partai Golkar yang sudah memutuskan siapa figurnya yang akan bertung pada Pilkada Kota Depok 23 September 2020. Partai Golkar sudah memutuskan dr Farabi El Fouz untuk maju sebagai calon walikota atau calon wakil walikota.

Bahkan DPP Partai Golkar sudah memerintahkan Farabi untuk melakukan komunikasi dengan sejumlah partai politik, termasuk dengan PKS. Bahkan pada Kamis 20 Februari 2020, enam partai yang tergabung dalam Koalisi Partai Non Parlemen (KPNP) mulai merapat ke Partai Golkar.

Lalu bagaimana dengan Partai Gerindra ?. Meskipun Ketua DPC Partai Gerindra Kota Depok Pradi Supriatna sangat yakin akan mendapat rekomendasi dari DPP Partai Gerindra untuk maju sebagai calon walikota, tapi sampai saat ini belum ada kabar apapun soal itu.

”Ya, belum ada rekomendasi dari DPP Partai Gerindra, kami masih menunggu rekomendasi dan penunjukan itu,” kata Pradi yang sudah meneken kesepakatan koalisi dengan PDI Perjuangan Kota Depok dua pekan lalu. Begitu juga dengan PDI Perjuangan, sampai hari ini juga belum mendapat sinyal dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan.

Bahkan ketika Megawati Soekarnoputri mengumumkan nama-nama calon kepala daerah dari PDI Perjuangan, tidak termasuk calon walikota Depok.

Kembali ke Partai Gerindra. Hingga saat ini, DPP Partai Gerindra belum mengeluarkan rekomendasi sama sekali untuk calon Walikota atau Wakil Walikota Depok. Di tengah ketidakpastian itu, muncul nama Yeti Wulandari yang disebut-sebut bisa jadi kuda hitam dari Gerindra.

Kemungkinan seperti itu disampaikan Peneliti Indonesian Politic and Policy Institute (IPPI), Muhammad Yusuf Asy’ari.
”Yeti adalah antitesa Pradi. Gerindra masih wait and see saya liat. Tidak mau langsung membuka front persaingan dengan ‘sekutu’ lamanya (PKS). Maka, Yeti jadi sosok yang fleksibel,” kata Yusuf kepada wartawan, Jumat 21 Februari 2020.

Artinya, kalau kemudian PKS mengusung kembali Mohammad Idris sebagai Walikota Depok, dan PKS menggandeng kembali Partai Gerindra, maka Yeti Wulandari bisa menjadi Wakil Walikota Depok. Yeti tidak punya beban seperti Pradi Supriatna.

Pradi Supriatna sejak lama sudah menyatakan tidak bersedia lagi menjadi wakil walikota, apalagi kalau masih berpasangan dengan Mohammad Idris. Setelah Pradi mengatakan ”bercerai” dengan Idris, muncul nama Yeti Wulandari.

Menurut Yusuf, persaingan Pradi dan Yeti bakal memanas memperebutkan tiket Pilkada Depok. Baik Yeti dan Pradi punya kapabilitas mumpuni.

“Cuma memang kalau bicara pengalaman, Pradi sedikit lebih unggul ya. Di eksekutif sudah memegang jabatan wakil wali kota. Kemudian relasi dengan elite-elite partai di Depok juga bagus. Sudah beberapa kali ikut Pilkada,” kata Yusuf.

“Tapi Yeti bisa jadi kuda hitam. Beliau matang sebagai legislator. Sudah dua kali jadi pimpinan DPRD. Intinya satu sama lain kuat,” ujar Yusuf.

Apalagi Yeti punya cantolan sangat kuat di DPP Partai Gerindra. Bahkan Yeti masuk dalam jajaran DPP Partai Gerindra. Kekuaran Yeti terlihat ketika penyusun unsur pimpinan di DPRD Kota Depok. Dari awal Hamzah adalah kandidat kuat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Depok. Apalagi perolehan suara Sekjen DPC Partai Gerindra Kota Depok cukup tinggi.

Tapi apa yang terjadi ? Akhirnya muncul nama Yeti Wulandari yang pada periode sebelumnya sudah duduk sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Depok bersama Mohammad Supariyono (PKS), Igun Sumarno (PAN), dan Hedrik Tangke Allo sebagai Ketua DPRD Kota Depok ketika itu. Artinya, Yeti Wulandari adalah satu-satunya Wakil Ketua DPRD Kota Depok yang bertahan selama dua periode.

Ketika DepokRayanews.com mencoba menyapa Yeti sebagai Calon Walikota Depok, istri salah satu orang dekat Prabowo Subianto itu hanya tersenyum.

Hubungan antara Yeti Wulandari dengan Pradi Supriatna dikabarkan tidak harmonis sejak lama, bahkan ketika Pilkada Kota Depok 2015 lalu. Sering kali, keduanya tidak sejalan. Perubahan ”kekuasaan” di DPP Partai Gerindra juga sangat berpengaruh, kepada siapa mandat calon walikota atau wakil walikota itu akan diberikan, apakah kepada Pradi Supriatna atau kepada Yeti Wulandari?

Dengan adanya perubahan ”kekuasaan ” dari kubu Fadli Zon ke kubu Sufmi Dasco Ahmad di DPP Partai Gerindra, kabarnya dukungan kepada Pradi Supriatna mulai berkurang? Benarkah? Nanti waktu yang akan menjawab. Sedangkan Pradi hanya mendapat dukungan dari Nuroji, anggota DPR RI dari Gerindra, daerah pemilihan Depok – Bekasi.

Lalu, nama siapa yang akan muncul sebagai calon Walikota atau Wakil Walikota Depok dari Partai Gerindra? Pradi Supriatna atau Yeti Wulandari. Kita tunggu saja, karena ‘permainan’ belum selesai. (red)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *