by

Ratusan Kios UMKM Milik Pemkot Depok Dibiarkan Terlantar

Inilah sebagian dari ratusan kios yang dibiarkan terlantar di pasar modern. Foto ini diambil di Giant Bojongsari.
Inilah sebagian dari ratusan kios yang dibiarkan terlantar di pasar modern. Foto ini diambil di Giant Bojongsari.

DepokRayanews.com- Ratusan kios yang dibangun Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Dagin) Kota Depok untuk usaha mikro ternyata tidak dimanfaatkan sebagai mana mestinya.

Kios-kios yang berbentuk gerai itu dibiarkan kosong, tanpa ada yang memanfaatkan. Padahal pengadaan kios itu menggunakan dana APBD.

Satu kios dianggarkan sekitar Rp 4 jutaan. Pemkot Depok menargetkan membangun kios semacam itu sebanyak 1.000 buah dalam waktu 5 tahun.

Dalam 2 tahun terakhir sudah sekitar 400 kios yang disiapkan. Tapi tidak sampai separoh yang dimanfaatkan oleh usaha mikro.

Hal itu bisa dilihat di sejumlah pasar modern seperti Giant di sejumlah wilayah dan Transmart.

Kios-kios itu dibangun oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian tapi pemanfaatannya di bawah koordinasi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (DKUM).

Beberapa pedagang di Giant Bojongsari mengatakan mereka tidak berminat memanfaatkan kios itu karena harus membayar uang listrik dan kebersihan sebesar Rp 300 ribu per bulan.

“Kiosnya memang gratis, tapi bayar listrik dipatok Rp 300 ribu per bulan. Ya, ga kekejarlah duitnya, terlalu mahal. Apalagi kiosnya kecil, kita bisa jualan apa di situ,” kata Iwan, seorang pedagang di Bojongsari.

Menurut Iwan, kios itu seperti gerai atau konter. Terbuat dari triplek atau bloktik, tidak kuat menahan beban berat. Jadi kita hanya bisa jualan barang-barang ringan seperti pulsa, tisu atau makanan ringan,” kata dia.

Komentar yang sama juga diungkapkan Kokom yang berjualan bubur tidak jauh dari lampu merah Bojongsari. “Mana bisa pak saya jualan di situ, bahan kiosnya cuman kayu triplek, bisa jatuh dan berantakan jualan saya,” kata dia.

Dari sekitar 30 kios yang ditarok di Giant Bojongsari hanya 5 kios yang dimanfaatkan. Sisanya dibiarkan terlantar. Kondisinya sudah mulai rusak. Tripleknya mulai melengkung.

Kondisi yang sama juga terjadi di Transmart. Pada awalnya banyak usaha mikro yang memanfaatkan kios itu, tapi karena dibebani membayar listrik dan kebersihan Rp 400 per bulan, akhirnya banyak yang kabur dari situ.

“Habisnya, jualan ga jualan kita tetap bayar Rp 400 ribu per bulan. Ya, ga sangguplah. Di kios kayak begitu mau ngejar omset seperti apa,” kata salah seorang pedagang yang kabur dari kios itu

Menurut dia, banyak pedagang yang kabur karena alasan biaya terlalu mahal dan kualitas kiosnya tidak seperti yang mereka bayangkan ketika mendaftar.

“Namanya kios, kita bayangkan ya seperti kios-kios yang lain, tertutup, kita bisa menata barang dagangan. Ini kagak, pagi barang kita keluarin mau jualan, sore kita simpanin lagi. Begitu saja setiap hari, ” kata ibu 2 anak yang mengaku bernama Rere.

Kios-kios itu sudah disiapkan sejak tahun lalu oleh Dagin. Pihak DKUM kemudian mengumumkan dan menyaring usaha mikro yang akan berjualan di kioa itu. (ris)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *