by

Saat Kampanye Pradi Supriatna Selalu Ingatkan Warga soal Protokol Covid-19

Calon Walikota Depok Pradi Supriatna saat silaturahmi dengan masyarakat Sawangan dengan protokol Covid-19.

Depokrayanews.com- Saat kampanye Pilkada Depok di manapun dan kapanpun, Calon Walikota Depok Pradi Supriatna selalu bicara dampak pandemi Covid-19.

Pradi terus mengingatkan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yakni selalu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak aman.

“Saya kalau kampanye di mana pun. Tidak langsung kampanye. Selalu yang pertama adalah mengingatkan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan. Jangan berkerumun,” kata Pradi Supriatna ketika bersilaturahmi dengan maayarakat Sawangan di kediaman tokoh Muhammadiyah Ibadurahmani, Kamis 1 Oktober 2020.

Pada acara itu hadir pula Komunitas Pradi-Afifah Sawangan (Kompas) dan kelompok motor anak muda Sawangan.

Pradi senang pertemuan di Sawangan itu benar-benar menjaga jarak. Duduk diatur supaya tidak menumpuk dan semua pakai maaker.

Menurut Pradi, penerapan protokol kesehatan itu bukan untuk membatasi aktifitas atau ruang gerak masyarakat.

“Tapi ini bentuk perhatian dan sayang pemerintah kepada masyarakatnya supaya terhindar dari Covid-19,” kata Pradi.

Wakil Walikota yang tengah cuti kampanye itu kemudian menyebut bahwa kasus Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir ini meningkat kembali di Kota Depok. Hampir semua rumah sakit rujukan Covid-19 hampir penuh.

Tapi Pemkot Depok sudah menyiapkan beberapa fasilitas hotel dan penginapan untuk tempat isolasi bagi pasien Covid-19 yang bergejala ringan.

Terkait Pilkada pemerintah sudah memutuskan tetap berjalan sesuai rencana awal yakni pada 9 Desember 2020.

“Mari kita jaga bersama-sama, supaya Pilkada tidak menjadi kluster baru Covid-19. Jangan sampai Covid-19 menciderai pesta demokrasi,” kata dia.

Karena itu, Pradi mengusulkan agar KPU sebagai pelaksana Pilkada mengatur sedemikian rupa jadwal pencoblosan agar tidak terjadi penumpukan pemilih di TPS.

Sesuai ketentuan, kata Pradi, kini satu TPS maksimal hanya boleh 500 pemilih sehingga jumlah TPS di Depok bertambah menjadi 4.000 lebih.

Dengan demikian tidak terjadi penumpukan dan kerumunan sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman datang ke TPS.

“Tinggal teknisnya diatur. Misalnya nomor 1 sampai 50 datang jam berapa, nokor 50 sampai 100 datang jam berapa. Begitu seterusnya. Ini sudah saya sampaikan ke KPU mudah mudahan bisa dilaksanakan,” kata Pradi. (red)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *