by

Saatnya Depok Mengembangkan Wisata Situ, Sain Iskandar: Bentuk Badan Pariwisata Kota Depok

Depokrayanews.com- Penggiat situ, Sain M. Iskandar menyebut sudah saatnya Pemerintah Kota Depok fokus mengembangkan wisata situ sebagai salah satu sumber pendapatan daerah sekaligus menjaga dan memelihara lingkungan alam. Bahkan Sain mengusulkan agar Pemerintah Kota Depok membentuk Badan Pariwisata Kota Depok.

Di Kota Depok saat ini terdapat 23 situ yang tersebar di beberapa wilayah. Jumlah situ itu telah berkurang, tadinya ada 26.Tapi kemudian 3 situ lain berubah fungsi. Luas lahan situ rata-rata juga sudah menyusut, sehingga perlu dipikirkan bagaimana menjaga dan menata kawasan situ itu dengan baik, supaya bernilai ekonomi.

”Tidak ada daerah lain di Indonesia yang punya situ sebanyak di Kota Depok. Saatnya kita memanfaatkan situ-situ sebagai kawasan wisata. Ini anugerah alam yang luar biasa. Sambil menjaga dan memelihara, tapi nilai ekonominya dapat, ” kata Sain M. Iskandar dalam diskusi Prospek Pengembangan Situ sebagai Objek Wisata di Kota Depok bersama depokrayanews.com di Sekretariat Kadin Kota Depok, Rabu 10 November 2021.

Meski sudah berusia 72 tahun, tapi Sain Iskandar masih aktif sebagai salah satu juru situ di Kota Depok yakni di Situ Pendongkelan. Mantan manager personalia di perusahaan asing itu sering diundang dalam rapat-rapat pemeliharaan dan pengembangan situ yang diselenggarakan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).

Menurut Sain, tugas juru situ adalah memelihara, merawat, menata dan melestarikan situ. Juru situ itu diangkat dan mendapat honor dari BBWCSS. Meski situ itu berada di wilayah Kota Depok, tapi situ-situ itu berada dalam pengawasan dan pemeliharaan BBWSCC. ”Jadi yang memberikan honor kepada kami adalah BBWSCC, bukan Pemkot Depok,” kata Sain sambil menyebut besaran honor yang diterima, tapi tidak diperkenankan untuk ditulis.

Meski seluruh situ di Depok dikelola BBWSCC, tapi menurut Sain tidak sepantasnya Pemkot Depok membiarkan situ-situ rusak, apalagi sampai berubah fungsi.

“Alasan Pemkot Depok selalu sama kalau ditanya soal peran pengelolaan Situ. Selalu katakan situ dikelola pemerintah pusat. Memang merupakan aset pemerintah pusat, tapi apa pantas Pemkot Depok enggak turun tangan kalau situ rusak. Padahal situ menjadi salah satu tempat wisata bagi masyarakat Kota Depok. Yang menikmati masyarakat Kota Depok,” kata Sain.

Situ merupakan ruang publik yang dapat menampung air saat hujan dan sebagai wisata masyarakat. ”Jadi fungsi situ itu sangat banyak. Manfaatnya sangat banyak, termasuk sebagai penyangga banjir. Tapi kalau situnya dibiarkan menjadi dangkal, tentu fungsi penampung airnya jadi berkurang,” kata dia.

Menurut Sain, kini saatnya Pemerintah Kota Depok duduk bersama BBWSCC membahas pengelolaan situ sebagai kawasan wisata, seperti yang dilakukan wilayah lain. Pemerintah Kabupaten Purwakarta misalnya bisa memanfaatkan situ sebagai kawasan wisata dengan air mancur terindah di Asia Tenggara. ”Padahal Kota Depok punya 23 situ, dan banyak yang bagus, dan sangat cocok dijadikan kawasan wisata yang menarik, tapi kenapa tidak bisa ditata dengan baik,” kata dia.

Sain yakin, bila situ dikembangkan menjadi kawasaan wisata, maka dampak ekonominya akan luar biasa. Misalnya bisa dikembangkan angkutan wisata, munculnya kawasan atau sentra UMKM yang bisa menjual oleh-oleh asli Kota Depok. ”Kalau sekarang belum muncul oleh-oleh khas Depok, maka bisa didorong bagaimana UMKM bisa menghadirkan berbagai kerajinan dan kuliner menarik, yang suatu saat bisa menjadi oleh-oleh khas Kota Depok. Dengan demikian UMKM akan tumbuh dan berkembang,” kata pengurus Kadin Kota Depok bidang Pariwisata itu.

Sain mengakui tidak semua situ bisa dikembangkan sebagai kawasan wisata, karena situnya yang tidak terlalu luas dan lahan disekitarnya tidak mendukung. Tapi untuk beberapa situ, seperti Situ 7 Muara atau Situ Bojongsari, Situ Pengasinan, Situ Rawa Besar, Situ Pendongkelan, Situ Jatijajar, Situ Sidomukti, Situ Cilangkap dan beberapa situ lain bisa dikembangkan sebagai kawasan wisata.

Sain mengusulkan pengembangan kawasan wisata situ melibatkan investor, agar konsep pengembanganya bisa dilakukan secara maksimal, tidak setengah-setengah, apalagi apa adanya, tanpa merusak lingkungan. ”Untuk pengembangan wisata yang menarik dan unik, memang perlu dana besar. Ayo diundang saja investor, tentu dengan pola bisnis yang jelas,” kata dia.

Selama ini pengembangan wisata situ baru sebatas sepeda air berbetuk bebek-bebekan atau perahu. ”Tapi situ ini juga bisa menjadi pengembangan olahraga air, seperti selancar dan kano. ”Bisa dibuat even lomba kano atau selancar secara berkala, atau tour sepeda mengelilingan beberapa situ,” kata dia.

Di sejumlah situ sudah dibentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang kemudian mengelola wisata air. Tapi karena hanya mengandalkan sarana prasara sepeda air, bantuan Pemkot Depok, pengembangan kawasan wisatanya tidak maksimal. Menurut Sain, seharusnya Pokdarwis bisa juga memikirkan pengembangan wisata di luar situ.

Karena itu, Sain mengusulkan agar Pemerintah Kota Depok membentuk Badan Pariwisata Kota Depok, yang tugasnya memikirkan, menganalisa dan mengembangan kasawan pariwisata dalam konteks pembangunan ekonomi pariwisata.

”Bagaimana mensinergikan semua potensi wisata yang ada, antara wisata situ, wisata kuliner, termasuk pengembangan wisata di wilayah Depok Lama sebagai cultural heritage. Konsep besarnya seperti apa, outputnya seperti apa, ini kan harus direncanakan secara matang. Ini perlu pemikiran serius dan fokus. Tidak cukup hanya diserahkan ke Disporyata, yang membawahi seni, pemuda, olahraga, dan pariwisata,” kata dia. (red)

1

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *