by

Sekjen PSSI: JIS Cocoknya di Madrid dan Milan, Bukan di Jakarta

”FIFA tahu enggak di sekitarnya ada kereta api, pemukiman padat penduduk, jalan sempit, dan tak ada kantung-kantung parkirnya. Itu yang bagi kami saat ini belum sesuai dengan karakter suporter Indonesia,” kata Yunus

DEPOKRAYANEWS.COM- Sekjen PSSI Yunus Nusi menyebut Jakarta International Stadium (JIS) lebih cocok di bangun di tengah kota besar Eropa seperti Madrid dan Milan, bukan di Jakarta.

Menurut Yunus dengan kualitas yang bagus, JIS lebih cocok dibangun di tengah kota seperti Madrid, Spanyol, dan Milan, Italia, yang memiliki fasilitas pendukung jauh lebih baik daripada di Jakarta.

“Tidak salah untuk FIFA membangun stadion [JIS] sekelas itu. Tetapi FIFA tahu enggak di sekitarnya ada kereta api, pemukiman padat penduduk, jalan sempit, dan tak ada kantung-kantung parkirnya. Itu yang bagi kami saat ini belum sesuai dengan karakter suporter Indonesia,” kata Yunus di sela pembukaan rakernas KONI Pusat, di Hotel Sultan, Senin 12 September 2022.

Ketika ditanya apakah pihak Pemprov DKI pernah konsultasi dengan PSSI sebelum membangun JIS, Yunus menjawab tidak ada. “Setahu saya dengan PSSI tidak pernah [ada komunikasi]. Saya 2016 sudah di PSSI, 2017 di Exco, mungkin dengan pihak lain. Tetapi kita juga mengetahui bahwa disupervisi oleh FIFA, hanya saja kita tidak tahu persis,” kata dia.

“Namun bagi kami itu sudah benar. Lebih benar lagi ketika JIS itu berada di tengah-tengah kota Madrid, London, dan Milan. Itu sangat representatif untuk sebuah stadion. Karena kan beda infrastruktur dan sekelas stadion JIS itu sangat cocok berada di tengah-tengah kota Madrid, Milan. Aksesnya di Madrid kita tahu bersama tempat parkirnya di luar juga bagus, di Eropa khususnya,” ujar Yunus.

PSSI sempat berencana menggelar pertandingan FIFA Matchday antara Indonesia vs Curacao di JIS pada 27 September mendatang. Namun PSSI membatalkan rencana itu karena menganggap infrastruktur dan fasilitas JIS belum 100 persen layak menggelar FIFA Matchday.

“Lalu ketika nanti tim tamu misalnya, langsung berhenti di area umum, di sana ada pemain-pemain hebat yang juga ada ribuan suporter yang melihatnya, itu kan keamanannya kurang begitu bagus. Ketika bis itu tidak bisa masuk langsung ke dekat akses lorong masuk ke ruang ganti. Itu yang kami khawatirkan,” kata Yunus.

Dalam catatan PSSI, setelah melakukan verifikasi, sedikitnya ada 10 hal yang menjadi kendala. Catatan-catatan ini yang membuat PSSI mengurungkan rencana menggelar pertandingan uji Timnas Indonesia versus Curacao pada 27 September.

“Mungkin di tiga lima tahun kemudian kami harapkan JIS baru bisa menjadi tempat pertandingan Timnas, karena juga kami berharap ada disiplin kawan-kawan suporter untuk juga menonton seperti apa yang diharapkan,” kata Yunus.

Yunus menjelaskan, catatan yang diberikan PSSI semata-mata untuk membuat JIS lebih baik. Dalam hal ini keamanan suporter menjadi prioritas. PSSI tak ingin terburu-buru menggunakan JIS yang dikhawatirkan berdampak negatif.

“Pertama tentang akses bis, kedua flow keluar masuk. Kita tahu bersama kalau kawan-kawan sudah ke JIS, itu hanya satu pintu untuk masuk ke stadion dengan kapasitas 85 ribu,” kata Yunus.

“Kemudian dengan 600 atau 800 [unit] maksimal parkirnya, lalu kita tahu bersama bahwa di luar dari stadion itu ada masyarakat, kawasan pemukiman yang sangat padat dengan jalan yang sempit,” ujar Yunus menambahkan.

Jakpro sendiri melalui pernyataan resmi akhir pekan lalu memastikan JIS dibangun sesuai standar FIFA. Sementara itu Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan pihaknya siap menyempurnakan JIS sesuai masukan PSSI.

“Jadi, teman-teman dari PSSI ingin bahwa JIS itu memenuhi standar internasional. Sebetulnya JIS itu dibuat sedemikian tidak hanya bagus megah dan lain-lain, juga memenuhi standar internasional,” kata Riza di Balai Kota Jakarta, Senin 12 September 2022. (mad)

1

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *