by

Sektor Industri yang Terpuruk Akibat Covid-19

Depokrayanews.comĀ – Badan Pusat Statistika (BPS) mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 negatif 3,49%.

Berdasar data itu, secara resmi Indonesia masuk kedalam fase resesi ekonomi. Selama dua kuartel berturut-turut Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia telah minus.

Ada beberapa sektor industri yang terkena dampak besar, mereka mengalami kehancuran atau tumbuh negatif dalam periode itu.

Berikut adalah daftar industri yang mengalami pertumbuhan minus, berdasarkan data yang dirangkum dari BPS pada, Kamis 5 November 2020.

1. Industri karet, barang dari karet dan plastik, tercatat 9,61% di kuartal III-2020. Pada kuartal II-2020 industri ini juga minus 11,98%Industri alat angkutan, tercatat minus 29,98% di kuartal III-2020.
Pada kuartal II-2020 industri ini juga minus 34,29%.

2.Industri barang logam; komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik, tercatat minus 6,86% di kuartal III-2020.

Pada kuartal II-2020 industri ini juga minus 9,29%.

3. Industri pengolahan tembakau tercatat minus 5,19% di kuartal III-2020. Pada kuartal II-2020 industri ini juga minus 10,84%

4. Industri mesin dan perlengkapan, tercatat minus 10,76% di kuartal III-2020. Pada kuartal II-2020 industri ini juga minus 13,42%

5. Industri tekstil dan pakaian jadi, tercatat minus 9,32% di kuartal III-2020. Pada kuartal II-2020 industri ini juga minus 14,32%

6.Industri batu bara dan pengilangan migas, tercatat minus 7,17% di kuartal III-2020. Pada kuartal II-2020 industri ini juga minus 10,31%

Berdasarkan data tadi terlihat dengan jelas, industri karet, barang atau benda dari karet, dan plastik mengalami pertumbuhan negatif.

Hal tersebut karena menurunnya permintaan barang dari dalam ataupun luar negeri karena mewabahnya Covid-19.

Kemudian masih dengan alasan yang sama, yakni dampak dari Wabah virus Corona. Industri alat angkut mengalami pertumbuhan negatif. Hal ini sebabkan terjadinya penurunan produksi mobil dan sepeda motor.

Terlihat Industri tekstil dan pakaian juga mengalami pertumbuhan negatif karena semakin menurunnya permintaan barang.

Sumber:jurnal presisi

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *