by

Semarak Hari Pendidikan Nasional 2017 di Kota Depok

Sosialisasi Stop Narkoba yang diikuti 2.200 siswa PAUD mendapat penghargaan dari MURI. Walikota foto bersama setelah mendapat penghargaan.
Sosialisasi Stop Narkoba yang diikuti 2.200 siswa PAUD mendapat penghargaan dari MURI. Walikota foto bersama setelah mendapat penghargaan.

Depokrayanews.com- Perayaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2017 di Kota Depok terasa istimewa dan sangat semarak. Kenapa tidak, sejumlah penghargaan diraih, kemudian banyak kegiatan digelar untuk menyemarakan acara itu.

Penghargaan pertama datang dari Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan karena beberapa capaian di bidang pendidikan. Kemudian, Suhyana, Kepala SD Negeri Depok Jaya 1 terpilih sebagai kepala sekolah terbaik se Jawa Barat.

Acara Gebyar PAUD 2017 bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Depok yang digelar pada 3 Mei 2017 di halaman Balaikota Depok berhasil meraih Rekor MURI, karena melakukan program edukasi Stop Narkoba untuk anak-anak Pendidikan Usaha Dini (PAUD) melalui dongeng.

Walikota Depok, Mohammad Idris tampak sumringah menerima beberapa penghargaan bagi Kota Depok. ‘’Penghargaan ini Kado Istimewa bagi Kota Depok, karena penghargaan diterima hanya selang berapa hari setelah acara puncak HUT ke-18 Kota Depok,’’ kata Idris.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Mohamad Thamrin mengatakan, rangkaian peringatan Hardiknas tahun ini lebih istimewa dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tema yang diusung adalah: Percepatan Pendidikan yang Merata dan Berkualitas.

Menurut Thamrin, untuk menyamakan persepsi dalam memajukan pendidikan di Kota Depok, maka seluruh elemen
pendidikan diajak untuk turut terlibat dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
“Artinya, kami libatkan seluruh stakeholder agar ke depan punya konsep yang sama untuk kemajuan pendidikan. Jadi masing-masing stakeholder punya peran dan fungsi tersendiri untuk dunia pendidikan. Maka perlu dilakukan sinergitas antar elemen tersebut agar pendidikan lebih baik,” kata Thamrin.

Sinergitas itu dilakukan dengan menggandeng organisasi PGRI Kota Depok, Dewan Pendidikan Kota Depok, Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kota Depok, dan komite sekolah baik negeri maupun swasta. “Keterlibatan seluruh elemen tersebut sangat penting, agar dapat saling bertukar pikiran dan bersatu dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kota Depok. Dengan begitu, kualitas sekolah di Kota Depok menjadi lebih merata,” kata dia.

Karena itu, peringatan Hardiknas tahun ini dijadikan ajang berkumpul semua elemen terkait dunia pendidikan mulai dari Pemerintah Kota, Dinas Pendidikan, UPT Pendidikan, Seluruh Pengawas, Penilik, Kepala Sekolah, Guru-guru, siswa – siswi, organisasi terkait seperti PGRI Kota Depok, Dewan Pendidikan Kota Depok, Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kota Depok, serta Komite sekolah baik Negeri maupun Swasta serta seluruh Civitas Pendidikan lainnya.

Salah satu sekolah unjuk gigi menyemarakan Hardiknas 2017 di Balaikota Depok.
Salah satu sekolah unjuk gigi menyemarakan Hardiknas 2017 di Balaikota Depok.

Acara peringatan Hardiknas dimulai dengan Parade Drumband dari HIPAUDI Kota Depok, dan penampilan dari ADIC. Kemudian, dilanjutkan dengan upacara bendera yang dipimpin Walikota Depok. KH. Dr. Mohamad Idris, MA.
Pada kesempatan itu, walikota membacakan sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang berisi pandangan Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara yang dianggap masih relevan hingga kini. Misalnya soal Panca Dharma, yang menekankan bahwa pendidikan perlu beralaskan lima dasar, yaitu kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan,

Kemudian ada lagi pemikiran Kon-3 yang berarti penyelenggaraan pendididkan harus berdasarkan asas kontinuitas, konvergensi, dan konsentris dalam arti proses pendidikan perlu berkelanjutan , terpadu dan berakar di bumi tempat dilangsungkannya proses pendidikan.

Disinggung juga pandangan soal Tri-Pusat Pendidikan yang merupakana pemikiran terkait pendidikan hendaklah berlangsung di tiga lingkungan, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang saling berhubungan simbiotis dan tidak dapat dipisahkan. Ini merupakan pemikiran yang menjadi dasar pembangun konsep pendidikan di Indonesia.

Pandangan lain yang tak kalah populer dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu “Laku Telu “, yaitu tiga peran yang dirumuskan dalam frasa Bahasa Jawa ” Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” yang artinya apabila di depan memberi teladan, apabila di tengah memberi ilham (inspirasi) dan apabila di belakang memberikan dorongan. Ketiga peran tersebut dilaksanakan secara seksama dalam tampilan sosok pemimpin pendidikan. Hal ini merupakan konsep kepemimpinan dalam dunia pendidikan yang masih sangat relevan dan menginspirasi bagi kita semua.

Usai upacara dan penyerahan penghargaan dari Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada Kepala Dinas Pendidikan, walikota membuka pameran Gebyar Hardiknas yang diikuti 70 stand dari kalangan dunia pendidikan, seperti UPT Pendidikan, sekolah negeri dan swasta, serta penerbit buku.

‘’Ini merupakan pameran pendidikan pertama yang dilaksanakan dalam rangka Hardiknas di Kota Depok,,’’ kata Thamrin. Pemeran ini yang disebutnya sebagai salah satu yang membuat perayaan Hardiknas tahun ini lebih semarak.

Kemudian yang istimewa, pada hari kedua digelar Gebyar PAUD yang diikuti 2.200 siswa PAUD se Kolta Depok. Mereka hadir untuk mengikuti sosialisasi Stop Narkoba yang dilakukan melalui metode mendongeng. Tidak tanggung-tanggung, Bunda Ellly Farida, istri Walikota Depok terlibat secara aktif pada acara mendongeng itu.

Bunda Elly Farida sangat antusias ikut mendongeng di hadapan 2.200 siswa-siswi PAUD.
Bunda Elly Farida sangat antusias ikut mendongeng di hadapan 2.200 siswa-siswi PAUD.
Pendidikan Kota Depok Nita Ita Hernita, SH.,MSi, Kasi Pembinaan Pendidikan PAUD dan perwakilan UPT Dinas Pendidikan kota Depok dan perwakilan guru dan siswa-siswi PAUD se-kota DEPOK.

Saat mendongeng, Bunda Elly dan perwakilan GEPPUK memberikan pesan sarat makna, sambil memegang boneka dengan karakter domba bernama ‘dubby’. Dongeng yang diceritakan berisi nasihat agar anak- anak taat dan patuh kepada Ibu. Menyayangi dan mendengarkan nasihat ibu agar menjadi anak yang beruntung dan tidak menyesal dikemudian hari.

Siswa-siswa PAUD sangat antusias mendengarkan dongeng cerita rakyat yang diselipkan soal narkoba dan prilaku pada orangtua.
Siswa-siswa PAUD sangat antusias mendengarkan dongeng cerita rakyat yang diselipkan soal narkoba dan prilaku pada orangtua.

Kemudian dongeng rakyat berisi muatan bahaya narkoba diikuti siswa-siswi PAUD dengan antusiasme yang tinggi. Sesekali anak-anak berteriak untuk bertanya apa itu narkoba. Pada kesempatan itu, Bunda Elly Farida diiringi music juga mendongeng dan bernyanyi soal perlunya menjaga tubuh bagian intim sensitif yang tidak boleh disentuh oleh sembarang orang.

Kepala BNN Kota Depok, AKBP Dra. Hesti Cahya Sari,SH., MM, mengatakan, selama ini BNN Depok belum menyentuh ranah pendidikan anak usia dini. Padahal menurut data BNN, pengguna narkoba terbesar adalah pada usia produktif sekolah.
Hal ini terjadi karena, kurangnya edukasi sejak usia dini terkait bahaya penggunaan narkotika. BNN Kota Depok berencana membangun mindset anak- anak usia dini yang kelak menjadi cikal bakal usia produktif untuk dapat berprinsip “say no to drugs!“.

Jika masa muda usia produktif telah memahami bahaya narkotika, maka diharapkan permintaan supply narkoba yang tinggi dapat menurun, sehingga diharapkan terbentuk generasi emas bebas narkoba.

Ancaman bahaya penyalahgunaan narkoba, kata Hesti, sudah semakin meresahkan. Tidak hanya remaja,bahkan saat ini anak-anak usia dini sudah menjadi target dari para bandar dan pengedar. Berbagai cara mereka lakukan guna menghancurkan generasi penerus bangsa.

‘’Itu yang mendasari kami mengajak Dinas Pendidikan Kota Depok mengadakan kegiatan edukasi anti narkoba melalui dongeng kepada anak usia dini ,” kata Hesti

Pemilihan metode dongeng untuk menyampaikan bahaya narkoba dinilai sangat cocok untuk anak-anak. Dengan dongeng, sisipan pesan akan lebih mudah dicerna sehingga diharapkan bisa memberikan pemahaman pada anak-anak tentang pentingnya hidup sehat tanpa narkoba.

Edukasi Stop Narkoba melalui dongeng bagi PAUD itu kemudian mendapat penghargaan luar biasa dari Musium Rekor Indonesia. (MURI) Penghargaan itu diserahkan oleh Senior Manager Muri Agus Rahargo kepada Walikota Depok, Mohammad Idris dan Kepala BNN Kota Depok, Hesti Cahya Sari.

Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, penyalahgunaan narkoba wajib diinfokan kepada anak-anak sejak usia dini dan dilakukan secara masif. ‘’Kami sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan BNN Kota Depok bersama Dinas Pendidikan Kota Depok, yang sudah melalukan sosialisasi narkoba sampai ke anak usia dini,’’ kata Idris.

Walikota berharap pembekalan edukasi kepada anak sejak dini melalui mendongen tidak kali ini saja, tapi terus dilakukan secara masif. Sehingga kelak saat dewasa, bisa menjadikan tameng pertahanan diri bagi anak untuk menjaga Depok menjadi kota sehat, bersih dari narkoba, berkualitas, dan berkarakter. “Kita harapkan ke depan BNN bersama masyarakat dapat menciptakan Kota Depok menjadi bersih dari Narkoba,’’ kata Idris.

Senior Manager MURI, Agus Rahargo mengatakan, sosialisasi narkoba mulai dari anak usia dini melalui dongeng merupakan kategori pertama sehingga layak mendapat penghargaan yang tinggi dari MURI. “Kriteria pemberian penghargaan banyak. Namun untuk kali ini merupakan yang pertama serta memiliki dampak yang luar biasa bagi siswa-siswi PAUD untuk memahami bahaya narkoba,” kata Agus.

Agus berharap dengan adanya penghargaan itu, dapat memberikan motivasi bagi daerah lain untuk lebih berkreasi dalam melakukan hal-hal yang bermanfaat. “Saya berharap ini tidak hanya kegiatan seremonial yang hanya ingin dapat penghargaan. Tapi harus memiliki nilai dan manfaat yang nyata,” kata Agus. (advertorial diskominfo pemkot depok)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *