by

Tokoh Masyarakat Beji Tolak Sistem Secure Parking di Kampus UI

Ketua KNPI Kota Depok yang juga tokoh masyarakat Beji.

DepokRayanews.com- Rencana penerapan sistem secure parking di pintu masuk Kampus Universitas Indonesia (UI) Kota Depok, ditolak oleh tokoh masyarakat Kecamatan Beji, Kota Depok.

Sebagian lokasi kampus UI berada di Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji sehingga masyarakat setempat merasa berkepentingan dengan persoalan yang muncul.

”Kami tokoh masyarakat Kecamatan Beji menolak diberlakukannya sistem secure parking karena sangat memberatkan mahasiswa dan masyarakat yang biasa melintas di dalam kampus UI,” kata Ketua Karang Taruna Kecamatan Beji, Friansyah kepada depokrayanews.com, Rabu (17/7/2019).

Seperti diberitakan sebelumnya, UI akan menerapkan sistem parkir berbayar di pintu masuk kampus UI. Tarif parkir yang diberlakukan untuk sepeda motor sebesar Rp 2.000 untuk satu jam pertama dan Rp 4.000 hingga Rp 6.000 untuk mobil. Selanjutnya, setiap jam berikutnya dikenakan tarif Rp 1.000 hingga maksimal Rp 4.000.

Menurut Friansyah, langkah yang akan diambil manajemen UI itu akan mendapat reaksi dari masyarakat sekitar kampus. ”Kami tokoh-tokoh masyarakat kecamatan Beji sudah sepakat dan bersikap untuk menolak kebijakan yang akan diberlakukan manajemen UI,” kata Friansyah yang juga Ketua KNPI Kota Depok itu.

Dikatakan, banyak cara yang bisa dilakukan manajemen UI untuk mencari uang. Jangan memberatkan mahasiswa atau masyarakat yang ada di sekitar kampus. ”Banyak mahasiswa yang kost di kawasan Beji mengatakan keberatan dengan sistem secure parking itu. Mereka menyampaikan keluhan kepada kami tokoh-tokoh masyarakat Kecamatan Beji, karena tidak berani menyampaikan secara langsung ke manajemen kampus,” kata dia.

Friansyah meminta manajemen UI meninjau ulang kebijakan itu, apalagi sudah sempat memasang mesin secure parking. Karena selama ini banyak masyarakat sekitar kampus UI yang melintas melalui lingkungan kampus untuk bekerja atau berkunjung ke rumah saudara. Selama ini mereka tidak dikenakan biaya apa-apa, apalagi harus membayar parkir dengan tarif hitungan jam per jam seperti itu.

”Kami berharap manajemen UI mempertimbangan kembali kebijakan itu. Kaji ulang baik buruknya, perhatikan dampak yang akan ditimbulkan, termasuk dampak sosial yang tidak bisa dinilai dengan uang,” kata dia. Selama ini hubungan manajemen UI dengan masyarakat Kecamatan Beji, baik-baik saja. ”Tapi jangan gara-gara sistem secure parking, hubungan menjadi tidak harmonis,” kata dia.

Sebelumnya, sudah banyak mahasiswa UI yang menolak diberlakukan secure parking itu. Bahkan berkali-kali mahasiswa melakukan aksi unjukrasa. Terakhir, Senin (15/7/2019) lalu, puluhan mahasiswa UI melakukan aksi unjukrasa di depan rektorat UI. Bahkan mesin secure parking yang sudah dipasang, kemudian disegel oleh mahasiswa. ”Kampus UI bukan pusat perbelanjaan atau mall yang setiap masuk kampus harus bayar, ” teriak mahasiswa pendemo. (red)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *