by

Yeti Wulandari Bikin Kejutan pada Rapat Paripurna DPRD Kota Depok

Wakil Ketua DPRD Yeti Wulandari bersama Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna.
Wakil Ketua DPRD Yeti Wulandari bersama Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna.

Depokrayanews.com- Rapat paripurna DPRD Kota Depok dalam rangka penutupan masa sidang ke-3 tahun sidang 2015 – 2016, Rabu (31/8/2016) tiba-tiba berubah menjadi ajang pelampiasan unek-unek soal proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Yang menarik unek-unek itu justru datang dari Wakil Ketua DPRD Kota Depok, Yeti Wulandari yang notabene bertindak sebagai pimpinan sidang.

Begitu melaporkan jumlah anggota dewan yang hadir, dan membuka sidang secara resmi, Yeti tiba-tiba meminta giant screen yang ada di belakangnya diturunkan.

Pada screen itu ditampilkan foto-foto anak SMA Negeri 11 Kota Depok yang terlantar karena tidak tersedianya ruang belajar.

Tadjudin Tabri dari Golkar sempat melakukan interupsi mempertanyakan apa maksud foto-foro yang ditampilkan di screen itu.

Dengan berapi-api Yeti Wulandari menjelaskan, meskipun Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sudah usai. tapi masih menyisakan masalah. “Masih banyak anak-anak kita yang belum mendapat sekolah, masih banyak yang terlantar,” kata Yeti

Menurut Yeti, persoalan PPDB jangan dilihat siapa yang mengurus anak-anak itu atau siapa orangtua mereka. “Tapi mereka itu anak-anak Indonesia yang punya hak mendapat pendidikan yang layak,” kata Yeti. Suasana ruang sidang makin tegang, Beberapa anggota dewan tampak saling pandang. Mereka heran kenapa tiba-tiba rapat paripurna itu membahas PPDB.

Penjelasan Yeti yang berapi-api itu sempat diinterupsi oleh Farida Sahad dari PDI Perjuangan. “Interupsi ketua,” kata Farida.

Tapi Farida tidak diberi kesempatan bicara. “Sebentar, saya belum selesai bicara.” kata Yeti dengan suara tinggi.

Soal PPDB merupakan “penyakit” tahunan di Kota Depok. Saat ini masih ada 134 siswa SMA yang belum bisa sekolah, karena ruang bajar sudah tidak tersedia, termasuk di SMA Negeri 11 Kota Depok.

Masalah PPDB ini merupakan salah satu persoalan yang membuat kurang harmonisnya hubungan Pemkot Depok dengan DPRD Kota Depok

Suasana sidang paripurna Rabu (31/8/2016) dari awal memang sudah agak berbeda. Rapat yang dijadwalkan pukul 13.00 wib, baru dimulai puku 14.30 wib.

Di luar gedung DPRD Kota Depok, tampak banyak sekali polisi berjaga-jaga. Kondisi ini sangat berbeda dengan rapat paripurna sebelumnya

Di agenda, rapat paripurna dijadwalkan akan dihadiri Walikota Depok Muhammad Idris dan Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna akan hadir. Tapi belakangan walikota dinyatakan batal hadir dengan alasan masih ada rapat.

Dari 50 orang anggota dewan, hanya 35 orang yang hadir. 8 orang diantaranya tidak hadi, tanpa ada penjelasan.

Dari daftar anggota dewan yang tidak hadir itu termasuk Ketua DPRD Kota Depok Hendrik Tangke Allo dan 2 wakil ketua yakni Supariyono) (PKS) dan Igun Sumarno dari PAN.

Akhirnya sidang dipimpin Wakil Ketua Yeti Wulandari yang notabene dari Gerindra, satu partai dengan Wakil Walikota Pradi Supriatna. Maka, jadilah kedua tokoh yang duduk di depan ruang rapat paripurna itu dari Gerindra. (and)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *