by

Amanda Cole, Pendiri SayurBox yang Menguasai Pasar Jabodetabek

DEPOKRAYANEWS.COM- Pernah melihat sepeda motor bertuliskan SayurBox wara-wari di sejumlah daerah di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi ? Ya, SayurBox adalah sebuah platform yang membentu para petani memasarkan produknya.

Adalah Amanda Susanti Cole, menjadi sosok dibalik gagasan dan keberhasilan SayurBox. Perempuan muda ini adalah pendiri sekaligus CEO.

Amanda Cole, lulusan dari The University of Manchester dalam management and finance, memulai SayurBox dari hobinya yakni berkebun. Setelah sepulang dari Inggris, Amanda sempat mencari pekerjaan di Jakarta selama dua tahun dan kemudian berkebun disamping pekerjaannya.

Awalnya, Amanda berkebun sendiri karena terinspirasi dan belajar dari om-nya, yang sebelumnya telah mengajar di Bengkulu mengenai pertanian organik dan saling berdiskusi. Merasa tertarik, Amanda kemudian memanfaatkan lahan kosong milik om-nya.

Perkembangan SayurBox dijalani dengan melakukan tindakan setiap harinya. Hingga pada tahun 2017 Amanda bertemu dengan co-founder SayurBox lainnya, yakni Meta dan Rama. Motivasi SayurBox hadir hasil dari Amanda melihat kesulitan petani dalam menjual produknya, terutama dalam logistik dan pendistribusian.

Oleh karena itu, Amanda ingin memecahkan rantai distribusi tersebut dengan menciptakan platform SayurBox, hingga para petani dapat menemukan pasarnya sendiri.

Nama sayurBox sendiri tercipta dari sayur, dan box sebagai pengirimannya. “Jadi memang awalnya kita mulainya dengan sayur dan kita kirimnya pakai box, jadi disitulah mulai dengan namanya SayurBox,” kata Amanda.

Amanda bercerita tentang jatuh-bangunnya bisnis perusahaan rintisan yang bergerak di bidang penjualan produk pangan itu selama 2017 hingga 2020. Amanda mengatakan entitasnya sempat hampir tutup karena nihil pendanaan atau funding.

“Tahun 2017 kami menghadapi keterbatasan dana sampai bisnis mau tutup. Kami waktu itu mempertimbangkan apakah bertahan atau mulai bisnis baru,” kata Amanda suatu kali.

Tahun 2017, kata dia, merupakan etape pertama SyurBox merintis usaha sebagai entitas bisnis. Bisnis dimulai dengan tujuan memutus mata rantai penjualan produk-produk sayuran di level petani. Dengan begitu, petani akan memperoleh imbal hasil yang lebih besar.

Pada awal penjualannya, SayurBox hanya memasarkan produk secara terbatas melalui WhatsApp dan Instagram. Segmennya pun terbatas untuk konsumen sayur-sayur organik.

Sementara itu pada 2018, perusahaan rintisan ini telah berkembang dengan menambah produk konvensional serta bekerja sama dengan usaha kecil.

Namun, lagi-lagi SayurBox menghadapi tantangan. “Kami sudah menyediakan aplikasi. Tapi aplikasi kami down dan customer marah-marah,” kata Amanda.

Setahun kemudian, SayurBox mulai berkembang dan menjangkau pasar yang lebih luas. Produk yang dijual di aplikasi pun bertambah, seperti daging dan makanan siap santap. SayurBox juga membangun infrastruktur logistik.

Kini SayurBox sudah meluaskan produknya hingga buah dan daging. Fokus dari SayurBox sendiri adalah memberikan bahan yang segar dan sehat. Sayurbox juga memenangkan kompetisi dalam startup Seedstar Jakarta, dan mendapatkan pendanaan lebih dari US$2 juta atau sekitar Rp 28 miliar.

SayurBox telah memiliki sebanyak 70-80 petani dan 300 mitra. Pasar SayurBox masih berada di Jabodetabek yang melayani 50.000 pelanggan, dan masih di dominasi oleh konsumen rumah tangga.

Dilansir dari Forbes, SayurBox juga melakukan 1.000 pengiriman dalam sehari. Selain itu, berkat inisiatif Amanda, dirinya masuk ke dalam daftar 30 Under 30 Forbes pada tahun 2019, dalam kategori Industry, manufacturing and Energy. (mad/bisnis)

1

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *