DEPOKRAYANEWS,.COM- Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey menanggapi kabar bahwa banyak mal sepi di Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Kabodetabek), bahkan ada yang terpaksa tutup karena sepi pengunjung.
Mal yang sepi di DKI Jakarta usai pandemi covid-19 misalnya, Ratu Plaza, Glodok City, Mal Blok M dan Plaza Semanggi.
Apa sebenarnya yang terjadi ? Roy menyebut ada 2 sistem bisnis yang terjadi di mal, antara tenant dengan pemilik mal yakni sistem strata (beli) dan sistem lease atau sewa. ”Mal yang sepi biasanya menerapkan sistem strata,” kata Roy kepada wartawan diHypermart Puri Indah, Jakarta Barat, Rabu 8 Februari 2023.
Dikatakan, dalam sistem strata, tenant membeli tempat di dalam mal. Dalam menjalannya usahanya, mereka bebas menentukan apakah akan membuka atau menutup usaha mereka.
Sedangkan dalam, sistem lease, tenant menyewa tempat di dalam mall dengan ketentuan yang disepakati. Jika tidak membuka, mereka akan dikenakan sanksi sesuai kesepakatan. Menurut data Aprindo, hanya ada 10 hingga 15 mal strata di Indonesia.
“Jadi sebenarnya bukan mati mal-nya, tapi yang kesorot itu mal-mal yang tipenya strata,” tambah dia.
Hal kedua yang menyebabkan mal sepi adalah karena pemiliknya terlambat melakukan perubahan strategi, padahal perilaku konsumen berubah terutama setelah era new normal. Ia mencontohkan Ratu Plaza yang sepi.
Menurut Roy, Ratu Plaza seharusnya berinovasi dan tidak hanya berfokus pada penjualan barang elektronik. Pasalnya saat ini konsumen lebih memilih membeli barang elektronik di daerah Glodok atau membelinya secara online.
Ratu Plaza seharusnya berubah menjadi mal makanan dan minuman atau leisure mal. Pasalnya konsumen saat ini cenderung makan dan minum terlebih dahulu sebelum belanja.
“Sebelum tahun 2000 orang belanja dulu baru makan minum, tapi setelah 2015 ke atas atau sekarang orang makan minum dulu baru belanja,” ujarnya.
Maka dari itu, Roy mengatakan mal yang tidak menjual makanan dan minuman akan cenderung ditinggalkan pengunjung. (mad)
Comment