by

Menunggu Sikap Tegas Walikota Depok

Empat orang ditangkap polisi saat pesta narkoba, 3 diantaranya PNS Kota Depok.
Empat orang ditangkap polisi saat pesta narkoba, 3 diantaranya PNS Kota Depok.

Oleh: Desfandri, Pemred Depokrayanews.com

Depokrayanews.com- Walikota Depok, Mohammad Idris, Jumat (14/10/2016) siang nanti akan memberikan keterangan pers soal keterlibatan 3 orang aparatur sipil negara (ASN) dalam pesta narkoba jenis shabu di UPT Pemadam Kebakaran di wilayah Cipayung, Kota Depok.

Masih belum jelas apa langkah yang akan diambil Pemerintah Kota Depok terhadap kasus itu, meskipun kecaman dari berbagai pihak sudah muncul.

Sikap dan prilaku 3 ASN itu dinilai sangat bertolak belakang dengan moto yang selalu disebut walikota ke mana-mana bahwa Depok adalah Kota Religi. Ke-3 ASN itu dinilai sudah mencoreng nama baik Pemkot Depok.

Sampai Kamis (13/10/2016) sore walikota belum bisa memutuskan sanksi apa yang akan diberikan kepada 3 pegawai Dinas Pemadam Kebakaran itu.

Padahal Kapolresta Depok, Harry Kurniawan menyatakan empat orang yang ditangkap saat pesta shabu itu. termasuk 3 ASN dinyatakan positif memakai narkoba. Mereka adalah Musa Al Asyari (42), Cucun (42), M.Nur (40) dan seorang karyawan swasta Purwadi (36).

Berdasarkan hasil tes urin, empat orang itu dinyatakan positif bahkan ada diantara mereka yang sudah beberapa kali menggunakan narkoba.

Keterangan yang diperoleh depokrayanews.com. menyebutkan PNS yang menggunakan narkoba tidak hanya di UPT Damkar Cipayung, tapi diyakni ada juga di tempat lain, meskipun polanya berbeda. Mereka tidak menggunakan narkoba di lingkungan Pemkot.

Apapun, kasus 3 ASN ini merupakan pukulan telak bagi walikota dan Pemkot Kota Depok. Apalagi ke mana-mana walikota secara tega menyatakan Depok Kota Religi dan tentu saja Depok harus bebas narkoba.

Perang terhadap narkoba harus dimulai dari lingkungan Pemkot Depok terlebih dahulu. Pastikan ASN bebas narkoba, baru kemudian gerakan itu dilanjutkan ke masyarakat luas.

Pemkot pernah melakukan tes urin bagi ASN Pemkot Depok. Tapi gerakan itu tidak tuntas. Baru diikuti beberapa instansi, pada level tertentu. Mestinya sekitar 7 ribuan ASN itu harus menjalani tes urin.

Beberapa bulan lalu, Wakil Walikota Depok ikut tes urin di Balaikota dan dinyatakan negatif. Tapi setelah itu, acara yang digelar bersama BNN Kota Depok, hilang begitu saja. Kabarnya, terkait soal dana.

Perang terhadap narkoba mestinya sebuah pekerjaan nyata, bukan basa-basi apalagi untuk pencitraan.

Perang terhadap narkoba mestinya menjadi perioritas utama karena Depok terlanjur disebut sebagai Kota Religi, meskipun faktanya masih perlu dipertanyakan, karena semboyan, seringkali hanya sekedar semboyan di spanduk. baliho, poster dan sebagainya. Tapi dalam kerja nyatanya belum diterjemahkan secara baik di lapangan.

Indikator-indikator sebuah Kota Religi itu harus ada dan terukur. Kalau ini bisa dilakukan, maka Depok Kota Religi bukan hal yang mustahil

Begitu juga dengan semboyan lain, Depok Kota Layak Anak. Depok Kota Ramah Lansia, Depok Sahabat Pengusaha. Ada 9 program pokok sahabat yang digulirkan walikota, tapi kita belum tahu seperti apa terjemahannya di lapangan.

Apakah definisinya sudah dipahami semua ASN? Sudahkah semua indikatornya terpenuhi? Ini kan sebuah pertanyaan besar. Sama ketika Depok disebut Kota Belimbing, tapi yang menanam belimbing hanya di beberapa titik saja.

Kembali ke persoalan narkoba, Depok termasuk zona merah, karena gembong-gembong narkoba pernah tinggal di Depok. Apartemen dan tempat kos menjadi wilayah edar narkoba. Banyak mahasiswa yang menjual narkoba ke temannya di kampus.

Kondisi ini mestinya membuka mata, termasuk mata hati untuk walikotya bertindak dan bersikap tegas. Tidak bisa dengan solusi normatif, menunggu keputusan pengadilan dan sebagainya.

Keputusan yang akan diambil Walikota Depok terhadap 3 ASN yang sudah terbukti menggunakan narkoba, menjadi acuan keseriusan walikota memerangi narkoba di Kota Depok.

Sikap tegas walikota terhadap 3 ASN itu tidak perlu menunggu keputusan pengadilan, karena tes urin adalah bukti yang sangat kuat dan akurat sebagai dasar walikota mengetok palu, sebelum palu pengadilan.

Yang pasti masyarakat Kota Depok sedang menunggu keputusan dan sikap tegas Pak Walikota. Ini pertaruhan luar biasa untuk menyelamatkan anak-anak Kota Depok. Kalau ASN nya memakai narkoba, bagaimana rakyatnya?

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *