by

BIN Minta Orang Tua Waspada, Generasi Milenial Rentan dengan Ajaran Radikalisme

Depokrayanews.com- Badan Intelijen Negara (BIN) membeberkan ada beberapa hal yang menjadi pemicu aksi terorisme yang terjadi dalam sepekan terakhir. Salah satunya, karena sakit hati akibat tindakan aparat terhadap kelompok terorisme.

“Pemicu terjadinya teror atau teroris banyak,” kata juru bicara BIN, Wawan Hari Purwanto kepada wartawan, Kamis 1 April 2021.

Wawan kemudian merinci hal-hal yang bisa menjadi pemicu terjadinya aksi teror itu. Antara lain, karena keliru pemahaman tentang agama atau ideologi. Kemudlian keliru dalam mencerna persoalan, dan ada juga masalah ekonomi. Jika terjadi penindakan oleh aparat, lantas timbul sakit hati dan ingin balas, apalagi jika mereka beranggapan ada ketidakadilan dalam masyarakat.

BIN menilai rendahnya pemahaman nilai agama juga menjadi pemicu terjadinya aksi teror. Para pelaku teror, menurutnya, salah dalam memahami makna jihad.

“Terkait kasus teror sepekan terakhir, pemicunya adalah rendahnya pemahaman terhadap nilai-nilai agama sehingga salah dalam menafsirkannya, akhirnya mudah dipengaruhi dan didoktrin. Selain itu, adanya pemahaman makna jihad yang sempit, bahwa jihad dengan melakukan aksi kekerasan berupa bom bunuh diri atau amaliyah akan mati syahid dan masuk surga,” kata Wawan.

Wawan menyebut, mereka memahami ada waktu yang tepat untuk amaliyah adalah menjelang Ramadhan dan targetnya kelompok yang dinilainya kafir. Hal ini bisa dilihat dari wasiat yang mereka tinggalkan untuk keluarga dan orang terdekatnya. ”Ini yang harus kita luruskan melalui literasi publik bersama seluruh elemen masyarakat,” kataWawan.

BIN mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap doktrin-doktrin yang keliru. Dia juga mengingatkan para orang tua mengawasi anaknya terkait hal ini, mengingat generasi muda atau milenial menjadi kelompok rentan dalam ajaran radikalisme.

“Saya mengimbau masyarakat agar waspada dan tidak mudah menerima ajaran dan doktrin yang keliru tentang nilai-nilai agama. Orang tua agar mengawasi anaknya. Jika ada perilaku yang aneh, segera dibimbing dan diingatkan supaya terhindar dari pengaruh ajaran yang mengarah ke aksi terorisme. Tidak ada agama yang mengajarkan teror,” tegas Wawan. (mad)

1

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *