by

Lebih dari 3.000 Balita di Depok Alami Stunting, 70 Persen dari Keluarga Mampu

DEPOKRAYANEWS.COM- Hasil Studi Ststus Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021 menunjukan angka stunting atau gizi buruk di Kota Depok mencapai 12,3 persen. Angka ini berbeda dengan data Dinas Kesehatan Kota Depok yang hanya 3,43 persen atau sebanyak 3.693 balita.

”Kota Depok tahun 2021 masih memiliki angka stunting terendah di Jawa Barat, yaitu 12,3% menurut Studi Status Gizi Indonesia, angka ini terkecil di Jabar dimana jabar di angka 24,5%,” kata Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono akhir pekan kemarin.

Menurut Imam, angka dari SSGI tersebut jauh berbeda dengan yang dimiliki Kota Depok berdasarkan Dinas Kesehatan Kota Depok yang hanya 3,43 persen. ”Kalau dari Dinkes Depok hanya 3,43 % atau sebanyak 3.693 balita. Angka ini didapat langsung dari para kader posyandu di semua RW se-Kota Depok,” kata dia,

Dikatakan, dari 3.693 balita itu, 30% berasal dari masyarakat miskin. Sedangkan sisanya yaitu 70% berasal dari kalangan mampu. Imam menyebut, stunting itu karena pengaruh pola asuh. Misalnya kesibukan ibu bekerja menyerahkan anak pada asisten rumah tangga.

”Pola asuh artinya dalam memberikan makan balita banyak diserahkan ke asisten rumah tangga karena kesibukan sang ibu yang bekerja. Sehingga makanan balita tidak sehat, atau tidak sesuai asupan dari yang seharusnya,” katanya.

Pemicu lainnya adalah kesalahan cara memasak sehingga makanan kehilangan kandungan gizi, protein dan vitamin. Selain itu, tampilan makanan yang tidak menarik juga membuat anak enggan makan. “Atau anak dimanjakan dengan makanan tidak sehat seperti jajanan,” ujarnya.

Untuk menekan angka stunting, Kota Depok membuat program D’sunting menara (Depok Sukses Bebas Stunting Mewujudkan Depok Ramah Anak). Yaitu melalui kegiatan yang dipelopori oleh para kader PKK Kota Depok. (ril)

1

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *