by

Berkaca pada Gaza Palestina

Oleh : Dindin M. Machfudz
Pemerhati Komunikasi, Interaksi, dan Keadilan

SEDIH dan marah, itulah perasaan kita saat menyaksikan derita, nestapa tiada tara, pelecehan dan siksaan yang dialami oleh bangsa Palestina di Gaza maupun di Tepi Barat akibat kekejaman dan kebiadaban Zionis Israel. Terlebih di penjara-penjara Israel yang tingkat penyiksaannya super ekstrim dan melecehkan norma-norma kemanusiaan.

Dan hal itu terjadinya beruntun semenjak awal penjajahan Zionis Israel tahun 1948 yang dikenal sebagai peristiwa Nakba atau Bencana. Drama culas dan jahat itu didukung oleh kolonialis Inggris dan PBB yang sampai saat ini tak bergigi dan tanpa marwah. Belakangan biang kerok Amerika “urun rembug” setelah membunuh massal bangsa asli Indian hingga mencapai 100 juta jiwa dan 2 juta bangsa Jepang dengan bom atom perdana di bumi, dan jutaan bangsa Vietnam, Irak dan Aghanistan.

Padahal pada mulanya mereka, yaitu para Yahudi, itu datang sebagai “tamu tak diundang” ke Palestina sehabis terusir oleh Inggris, Perancis, Spanyol, dan Jerman dengan pembantaian Holocaust-nya yang tersohor pada 1933 – 1945. Saat itu Kanselir Adolf Hitler beranggapan bahwa Yahudi-yahudi itu najis, keturunan setan, tak beradab, dan karenanya kudu dihabisi di muka bumi ini.

Betul saja. Tanpa dinyana, “tamu tak diundang” itu berubah jadi sosok jahat melebihi iblis. Mereka malah mengusir si tuan rumah yang baik hati tersebut. Merampas dan menggusur warga Palestina dari rumah-rumah miliknya untuk memaksa pergi dengan tangan hampa. Bahkan anak pemilik toko roti Hameed, malah dilempar ke oven oleh komplotan Yahudi di peristiwa Nakba itu. Hameed, demikian namanya, menangis tak terperikan dan segera lari karena dia pun mau dilemparkan juga. Termasuk perbuatan jahiliyah si dajjal Netanyahu yang menyerobot rumah seorang dokter Palestina.

Orang ini, Netanyahu, kini menjelma menjadi Setan berwajah manusia, sebagaimana dilukiskan dalam QS An-Nas/114 Ayat 5 – 6. Sadis dan kejamnya konon sudah dimulai sejak dinas di tentara Israel. Bahkan kehidupan rumah tangganya kacau-balau yaitu kawin-cerai dengan tiga perempuan. Menandakan lemahnya human communication, kecuali komunikasi dengan “bestinya” yang homopili, yaitu Joe Biden si tua pikun dari Amerika dan sama-sama si “jagal” manusia.

Selanjutnya merujuk kategori manusia menurut Guru Sufi Ibn Qoyyim Al-Jauziyah : Netanyahu, Biden dan Rishi Sunak dari Inggris adalah jenis manusia yang hatinya mati, keras, hitam kelam, nir perasaan welas asih.

Sebetulnya secara ilegal, makhluk-makhluk yang dikutuk Tuhan ini dan termaktub dalam Qur’an Surah Al-Fatihah ayat 7 yaitu sebagai “Kaum yang dimurkai Allah” (tafsir Shaikh Jalaluddin dalam Al-Jalalain), sudah masuk ke Republik Palestina sejak tahun 1900 tanpa seizin Sultan Mahmud II sebagai Penguasa Kesultanan Usmani Turkiye yang melindungi Palestina dengan darah dan segenap cintanya.

Kini warga Palestina terkhusus di Gaza hidup dengan ancaman kematian setiap saat akibat gempuran bom “mematikan” buatan Amerika, serta kedurjanaan IDF (Israel Defence Forces) yang super kejam sehingga tega mencungkil mata warga Gaza dan memotong-motong tangan anaknya, serta memotong payudara ibunya.

Juga “belegugnya” adalah “membunuh massal” warga Israelnya sendiri sehabis pasukan Hamas undur diri pada serangan kilatnya 7 Oktober 2023, sebagaimana dipublikasikan kolomnis koran setempat Haaretz, Gideon Levi. Tiada lain hal itu hanya untuk propaganda belaka dan dimaksudkan untuk “labeling” bahwa Hamas itu teroris.

***

ALFA-OMEGA, kondisi Gaza kini bagaikan penjara khusus Amerika Quantanamo. Segala aksi keji dilakukan oleh IDF. Di penjara Israel lebih hebat lagi. Tawanan Palestina perempuan ditelanjangi, lalu diperkosa rame-rame dan dirusak vaginanya dan duburnya sebagaimana dialami oleh bocah perempuan usia 13 tahun bernama Layan (Pidato dan seruan aktifis perempuan Eropa). Juga disetrum, disetrika dan dijadikan mangsa anjing herder sebagaimana dialami aktifis perempuan Palestina Israa yang cantik yang setelah dibebaskan dalam pertukaran tawanan wajahnya rusak dan cacat permanen : mencong, kulit pipinya luka bakar, giginya dicabut paksa dan daun telinganya “rawing”. Begitu pun tahanan laki-lakinya, ditelanjangi dan dilecehkan oleh tentara perempuan IDF, selain disetrum, dimasukkan ke ember berair, tidak diberi makan, dan terakhir dalam keadaan lunglai diserahkan kepada anjing herder.

Tentu saja berbeda keadaannya dengan para tahanan Israel oleh Hamas. Mereka diperlakukan dengan baik dan ramah, sehingga saat dibebaskan, mereka “dadah-dadahan” dengan senyum merekah. Bahkan ada yang jatuh cinta. Pun tahanan warga Amerika bernama Judith Tai Raanan, 65 tahun, yang memberikan testimoninya : “Warga Gaza/Hamas adalah warga terbaik di dunia, dan mengajarkan kepada dunia akan cinta kasih, kasih sayang, kejujuran, ketabahan, keramahan, dan ketangguhan sebagai pejuang. Kami mencintaimu Palestina. Maafkan kami bangsa Amerika yang entah apa sebabnya membenci kalian Palestina.”

Hamas sendiri yang kini tersohor sebagai pasukan komando tangguh di dunia, pemberani, disiplin, militan, taktis, penghapal Qur’an sejati, cerdas, terus berjuang untuk meraih kemerdekaan Palestina yang kini sudah diakui oleh 175 negara anggota PBB, sementara pengakuan atas Israel sebagai negara sudah dicabut dengan simbol penurunan benderanya di markas PBB dua bulan lalu.
***

IRONINYA, Gaza saat ini adalah “neraka” bagi segenap warga Palestina. Dan realitas ini betul-betul terjadi : Makan pagi di Gaza, bisa-bisa makan malamnya di alam Malakut. Makan sahur di Gaza, buka puasanya di Alam Malakut. Sholat subuh di Gaza, sholat zuhurnya di alam Malakut. Tidur dipeluk bunda, bangun dipeluk bidadari Surga. Atau wudhunya di Gaza, sholatnya di alam Malakut.

Tiap hari selama 4 bulan ini, pesawat tempur Israel dan Amerika dengan gagahnya, dan dengan sontoloyonya melayang rendah di udara Gaza sembari menyemburkan bom-bom mautnya. Termasuk di Rafah yang berbatasan dengan Arab Mesir. Total tercatat sejumlah 27.000 jiwa melayang wafat – terbanyak anak-anak dan bayi, sementara 7.000 lainnya terbunuh dan terjepit di antara puing reruntuhan bangunan, serta sekurangnya 67.000 Palestina lainnya menderita luka-luka yang membutuhkan perawatan khusus (Tv AlJazeera dan Tv Rusia RT yang berpusat di Moskow).

Belum terpikirkan bagaimana kehidupan mereka selanjutnya, apakah wafat atau cedera permanen setelah diamputasi tanpa anestesi lantaran tiadanya obat-obatan dimaksud.

Jikalau Mesir rada menolak pasien-pasien itu, Alhamdulillah Italia justru mengangkut bocah-bocah cedera Palestina ke berbagai rumah sakitnya. Sementara kapal rumah sakit Indonesia tertahan di dermaga Mesir.

“In sha Allah, Gaza sungguh menjadi jalan tol menuju Surga Allah”, ucap Prof Asep Usman Ismail, Guru Besar Ilmu Tasawuf UIN Jakarta dengan bersedih hati.

Sementara itu dunia, selain menentang Genocida, penyiksaan terkejam di dunia dan pelecehan, juga menyerukan genjatan senjata permanen secepatnya. Afrika Selatan beserta 12 negara lain telah berhasil menyeret Israel ke ICJ (International Court of Justice) sebagai pelaku Genocida dan penjahat perang serta menghukumnya untuk menyetop segala tindakan Genocida. Sebetulnya akan lebih afdol jika putusannya adalah Ceasfire. Tindakan militer dunia nyaris tidak ada, kecuali oleh Mujahidin Hizbullah Libanon dan Houthi Yaman. Belakangan oleh pejuang Islam Irak. Ironisnya Bahrain malah berkomplot dengan pasukan Amerika guna memerangi Yaman di Laut Merah.

Mungkinkah ini yang disebut oleh Nabi Muhammad Saw sebagai penyakit “cinta dunia” dan “takut mati” umat Islam?! Atau “umat Islam sudah seperti buih di lautan”?

“Buih itu banyak, tapi ringan terombang-ambing. Lihat saja ulama di negeri kita. Beberapa di antaranya sudah mengabaikan prinsip “Amar Makruf Nahi Mungkar” dan ajaran sejati Islam yaitu “Hidup mulia atau mati syahid”. Contohnya muncul ulama NPWP alias “Nomor Piro, Wani Piro?” di musim Pemilu dan Capres ini,” ungkap Dr KH Ahmad Dimyathi Badruzzaman, Ketum MUI Depok sembari tertawa lepas.

Sementara menurut Amir Hamzah MA, ulama ilmu fiqih dan waris, selain dilanda “virus” cinta dunia dan takut mati serta pragmatis dan hedonis, umat Islam dunia kini tidak lagi memiliki kepemimpinan global tunggal seperti di era Nabi Saw dan Khalifah sesudahnya. Ulama dan umat Islam terpecah dalam aliran dan organisasi. Sebut saja Sunni dan Syiah serta Khowarij.

Lantas, dengan segala kerendahan hati dan segala kelemahan dan keterbatasan pengetahuan spiritual disertai penghormatan yang mendalam dan sikap yang husnudzon, ya Allah, izinkan kami bertanya : Kenapa Allah membiarkan Gaza Palestina digempur habis-habisan oleh Dajjal Israel saat ini?

Bukankah Allah itu Maha Perkasa, tidak lelah, tidak ngantuk, tidak tidur sebagaimana termaktub dalam QS Al-Baqarah/2 Ayat 255 atau Ayat Kursi? Bahkan daun yang jatuh di kegelapan bumi pun terjadi atas seizin-Nya?!
Lagian, sejatinya Israel itu bangsa pengecut, penakut, tengil, licik, culas, pembangkang dan label busuk lainnya.

Bahkan humor Sufi dan Hikayat Abu Nawas bilang : “Bilamana engkau bertemu ular dan Yahudi di jalanan, maka bunuhlah dulu si Yahudi, baru kemudian ular.”

Tentunya Allah-lah Yang Maha Tahu Segalanya mengenai rahasia di balik perang Gaza ini. Dan QS Al-Isra/17 Ayat 4 – 5 sudah mengabarkan akhir perjalanan bangsa Israel ini dengan lugas yaitu :
“Dan Kami tetapkan terhadap Bani Israel dalam kitab itu. “Kamu pasti akan berbuat kerusakan di bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar. Maka apabila datang saat hukuman bagi kejahatan yang pertama dari kedua kejahatan itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang perkasa, lalu mereka merajalela di kampung-kampung. Dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana”.

Jikalau demikian, ya, Allah Yang Maha Perkasa, bolehkah hamba bertanya : Kapankah bakal terlaksananya?!

Dalam hal ini Guru Sufi masyhur asal Mesir Ibn Athailah Al-Sakandari menjelaskan : “Apa pun rumus kehidupan yang oleh manusia dianggap sah atau valid, adalah semata-mata karena kehendak-Nya. Allah tak bisa dikalkulasi atau dirumuskan dengan persamaan-persamaan matematis. Kalau Allah dapat dirumuskan atau dikalkulasikan itu artinya terprediksikan dan sangat terbatas. Subhanallah, Maha Suci Allah dari segala sifat yang sama seperti makhluk-Nya.”

Lalu sang sufi Al-Sakandari berujar, “Maha Luhur hukum Allah yang azali, yang tak mungkin bergantung pada sebab-musabab.”

Senada dengan itu Guru Besar Ilmu Tasawuf UIN Jakarta Prof Asep Usman Ismail menjelaskan perihal “Kekuasaan Allah” dalam makalah Al-Asmaul Husnanya, begini : “Kekuasaan Allah itu mutlak, absolut, tertinggi, puncaknya, lengkap, tiada berbatas termasuk batasan konstitusi atau undang-undang, atau sebab-akibat yang mendahuluinya, alias tiada tertundukkan (Allah Al-Qodir Allah Al-Muqtadir), serta Allah Yang Maha Mendahulukan dan Mengakhirkan atau mendahulukan Kasih- sayang-Nya tinimbang Murka-Nya, maka kita berharap Gaza dalam kemaslahatan dan lindungan-Nya.”

Lalu, jikalau dalam ranah pemikiran Filsafat Allah dibilang “Causa Prima” dari segala sebab lainnya atau “Causa Secunda”, Ibn Athailah berpendapat bahwa hal itu tidaklah tepat. “Bila Allah adalah Maha Penyebab atas segala sesuatu, maka Allah tidak akan pernah bergantung dari apa dan siapa pun. Termasuk amal ibadah manusia. Bila sampai seseorang mengerjakan amal saleh, itu karena Allah menghendaki diri orang itu untuk mengerjakan amal saleh,” tulis sang Guru Sufi dalam bukunya yang masyhur Al-Hikam.

Dalam konteks ini, yaitu musnahnya Israel beserta konconya di alam fana ini dan diraihnya kembali kemerdekaan Palestina, Syaikh Ahmad Yasin pendiri Hamas mengungkapkan bakal terwujud pada tahun 2027. Sementara merujuk kepada siklus kejayaan Islam yang muncul setiap 40 tahun sekali, maka tahun 2020-an ini adalah saatnya atau momentumnya. “Palestina akan merdeka, dan Israel beserta konco-konconya akan hancur dengan seizin Allah,” tutur Ustadz Amir Hamzah serius.

Kita berharap dan berdoa dengan segenap doa yang diajarkan Allah kepada para Rasul-Nya, dan diteruskan kepada para Siddiqin, para Syuhada dan Sholihin kiranya tahun 2024 ini juga Palestina merdeka dan Israel beserta kaum musyrik konconya hancur dan musnah. In sha Allah. **

1

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *