by

Inflasi pada Periode Lebaran 2017 masih Terjaga

Bank Indonesia
Bank Indonesia

Depokrayanews.com- Bank Indonesia (BI) menyebutkan bahwa tingkat inflasi selama periode Lebaran 2017 masih terjaga. Meski angka resmi belum keluar, namun tren inflasi sejak awal bulan masih terjaga di level 0,5 persen.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menjelaskan, survei BI pada pekan kedua Juni 2017 masih menunjukkan keterjagaan inflasi di batas 0,5 persen.

Meski pemerintah menargetkan tingkat inflasi bulanan (month to month) di bawah 0,5 persen pada Juni ini, namun Mirza menilai capaian yang sudah ada sudah relatif rendah.

“Angka tersebut (0,5 persen), untuk masa Ramadhan dan Lebaran, angka month to month yang relatif sangat rendah,” ujar Mirza, Selasa (27/6/2017).

Ia membandingkannya dengan raihan inflasi pada periode lebaran tahun 2016 lalu. Saat itu, tingkat inflasi menyentuh angka 1,5 persen.

Mirza menilai bahwa kondisi ini memberikan gambaran bahwa pasokan bahan pangan strategis masih sangat mencukupi sepanjang Ramadhan dan lebaran kali ini.

Menurutnya, stabilitas pasokan merupakan salah satu penentu utama dalam menjaga stabilitas tingkat inflasi. Apalagi tren inflasi di Indonesia cukup mudah bergejolak oleh fluktuasi harga pangan.

“Pemerintah sudah melakukan banyak usaha untuk memperlancar juga menambah kesediaan barang terutama bahann pangan yang misalnya kurang dibuka keran impor beberapa,” katanya.

Sementara itu, penyesuaian tarif listrik untuk golongan daya 900 Volt Ampere (VA) diyakini tidak akan lagi memberikan kontribusi terhadap laju inflasi Juni ini.

Mirza berpadangan bahwa imbas kenaikan tarif listrik untuk sebagian pelanggan 900 VA paling terasa pada Mei lalu.

Meski ada efek untuk pelanggan pasca-bayar, namun BI memprediksi penyesuaian tarif listrik bukan menjadi penyumbang utama terhadap inflasi.

“Kenaikan kan sudah 3 kali (Januari-Maret-Mei). Sudah selesai kenaikan listrik sudah tiga kali. Juni lebih terkendali dan pemerintah bilang tidak ada kenaikan listrik lagi,” katanya.

Masih rendahnya harga minyak dunia juga dianggap memberikan keringanan bagi Pertamina dalam membayar beban pembelian beban impor. Hal ini membuat pemerintah dan Pertamina sepakat untuk tidak menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga September 2017 mendatang.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan, dengan penyesuaian tarif listrik golongan 900 VA dan kebijakan pemerintah untuk tidak akan menaikkan harga BBM dalam waktu dekat, maka risiko inflasi tinggal tersisa dari volatile foods.

Karenanya, lanjut Darmin, pemerintah akan fokus untuk menjaga pasokan pangan strategis terutama di bulan-bulan paceklik yakni peralihan antara musim kemarau ke musik penghujan pada November mendatang.

“Tapi untuk sekarang (Juni 2017) mungkin inflasi akan bergerak antara 0,4 hingga 0,5 persen,” katanya. (rol)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *