by

Said Didu 12 Jam Diperiksa Penyidik Bareskrim Mabes Polri

Said Didu ketika memasuki ruang pemeriksaan Bareskrim Mabes Polri. (antara)

Depokrayanews.com- Setelah dua kali mangkir, akhirnya Mantan Sekretaris BUMN Said Didu datang memenuhi panggilan Bareskrim Polri, Sabtu 16 Mei 2020. Dia diperiksa buntut laporan pencemaran nama baik yang dilayangkan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Sebelumnya, Said Didu sempat meminta pemeriksaan atas dirinya dilakukan di kediaman pribadinya. Tapi permintaan yang disampaikan melalui kuasa hukumnya itu ditolak pihak Bareskrim Mabes Polri.

Hampir 12 jam Said Didu diperiksa dan dikorek keterangannya oleh penyidik Bareskrim Mabes Polri. Said Didu mengaku, dirinya mengklarifikasi ucapannya yang dinilai salah oleh pihak pelapor, yakni Luhut.

Menurut Said, ada persepsi berbeda yang ditangkap oleh pelapor atas ucapannya. Diketahui, Said dilaporkan seusai berkicau di media sosial dan menyebut Luhut hanya memikirkan uang dan uang.

“Saya menganggap bahwa ini kan adalah persepsi. Jadi menjelaskan persepsi berbeda dengan menjelaskan matematik. Ini kan ilmu hukum, bagi saya ilmu hukum agak baru karena saya orang eksakta (ilmu pasti),” kata Said Didu seusai pemeriksaan, Sabtu 16 Mei 2020 dini hari.

Said mengatakan, ucapannya di Youtube hanya sekdar persepsinya ihwal perkembangan kasus Indonesia dan menilai ada perbedaan pandangan persepsi antara dia dengan Luhut. Saat pemeriksaan, dia langsung meluruskan apa yang dituduhkan kepadanya.

“Jadi persepsi-persepsi itu harus dijelaskan, apa maksud kata-kata ini, dan itu yang harus dijelaskan secara utuh, karna satu analisis itu merupakan suatu kesatuan. Yang problem adalah mungkin ada yang memotong-motong, sehingga maknanya menjadi beda,” kata dia.

Letnal Kolonel CPM (Purn) Helvis, kuasa hukum Said Didu mengatakan kliennya juga dicecar pertanyaan mengenai judul video “Luhut hanya pikirkan uang, uang, dan uang”. Dikatakan Helvis, judul itu merujuk pada perekonomian dan investasi.

“Iya, uang uang itu dijelaskan, yang dimaksudkan itu adalah dalam rangka perekonomian dan investasi. Karena kalau kita masyarakat misal kita pakai investasi, mungkin enggak ada arti maknanya, kalau uang uang itu pengertian investasi dan perekonomian, tentu sudah dijelaskan dalam pemeriksaan tadi,” kata Helvis.

Soal status Said, Helvis belum mengatahui apakah sang klien akan dinaikkan sebagai tersangka atau tidak dalam kasus ini. Dia juga belum mengetahui apakah akan ada pemeriksaan lanjutan ke depannya.

“Belum, mudah-mudahan tidak (jadi tersangka), karena memang analisis sebuah kebijakan pemerintah, antara memilih, apakah pembangunan ekonomi atau menangani covid-19, mana yang akan dipilih,” kata Helvis.

Seperti diberitakan, Luhut resmi melaporkan Said Didu ke Bareskrim Polri atas dugaan telah mencemarkan nama baik.
Laporan polisi itu dilayangkan pada tanggal 8 April 2020 lalu.

Kasus tersebut bermula tatkala Said Didu membuat sebuah video yang tersebar di YouTube dengan judul “MSD: Luhut hanya pikirkan uang, uang, dan uang.”

Tak disangka video itu ternyata diketahui Luhut. Melalui juru bicaranya yakni Jodi, Luhut meminta Said Didu untuk menyampaikan permintaan maaf dalam tenggat waktu 2×24 jam. Kalau tidak, maka pihak Luhut akan menempuh jalur hukum.

Seusai itu, Said Didu pun sempat menyampaikan klarifikasinya melalui sepucuk surat yang ditujukan kepada Luhut. Jodi mengatakan bahwa surat itu sudah dibaca oleh Luhut namun tanpa memberikan komentar apapun.

“Mungkin memang kita ‘rada-rada dungu’ kalau pinjam istilah Pak Said Didu, enggak paham suratnya itu apakah minta maaf atau apa…,” ucap Jodi ketika itu.

“Pak Luhut kalau dibilang antikritik atau otoriter tidak benar lah. Orang dikasih kesempatan minta maaf kok,” kata dia. (mad)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *