DEPOKRAYANEWS.COM– Deasy (52) seorang ibu rumah tangga, tengah duduk di ruang tunggu BPJS Kesehatan Depok. Dia
menunggu suaminya yang tengah melakukan proses perubahan segmen dari Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) di Kota Manado ke segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) di Kota Depok.
“Suami saya dulu seorang pelatih olahraga tenaga honorer di Dinas Pemuda dan Olahraga Sulawesi Utara selama empat tahun. Karena kini sudah berhenti, maka kami bermaksud mengubah kepesertaan kami ke segmen PBPU di Kota Depok ini,” kata Deasy.
Kini, suaminya, bekerja sesuai panggilan ketika ada event tertentu yang berhubungan dengan olahraga seperti Pekan Olahraga Nasional (PON).
Deasy bersyukur dengan kehadiran Program JKN, karena ia sudah pernah tertolong melalui program ini. Yaitu tahun 2019 lalu, ketika dia dirawat di salah satu rumah sakit di Manado karena terpapar Demam Berdarah Dengue (DBD).
Deasy juga mengapresiasi pelayanan di Kantor Cabang BPJS Kesehatan Depok, karena seluruh staf mulai dari petugas keamanan atau security, semuanya ramah dan memberikan pelayanan dengan baik.
“Saya pernah mendengar bahwa daftar BPJS Kesehatan itu berbayar, tapi ternyata itu hanya dilakukan oleh segelintir oknum saja. Buktinya, ketika saya urus perpindahan segmen tidak satupun pegawai yang meminta bayaran, kami hanya diwajibkan membayaran iuran masing-masing saja,” kata dia.
Deasy menyebut berbagai hoaks sering kali berseliweran dimana-mana, termasuk hoaks bahwa untuk mendaftar Program JKN harus bayar.
Menurut Deasy menjadi peserta JKN merupakan suatu hal yang menguntungkan. Daftarnya gratis dan bisa mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa batas selama sesuai prosedur dan tertib membayar iuran.
Deasy berharap, warga yang sampai saat ini belum terdaftar pada Program JKN, bisa segera mendaftarkan pada segmen apapun sesuai kemampuan dan kondisi.”Tapi jangan mendaftar lewat calo, karena jika mengurus sendiri akan lebih mudah dan gratis tanpa dipungut biaya apapun kecuali iuran masing-masing,” kata Deasy. (HT/se)
Comment