by

Pimpinan BPJS Kesehatan Ramai-ramai Turun ke Perkampungan

Deputi Direksi Wilayah Jabodetabek BPJS Kesehatan Ni Made Ayu Sri Rata Sudewi sempat mengajak peserta JKN-KIS membiasakan diri bergoyang sejenak.

DepokRayanews.com – Dalam rangka memperingati HUT BPJS Kesehatan yang ke-51, jajaran direksi dan senior leaders BPJS Kesehatan menyambangi sejumlah wilayah perkampungan di Indonesia.

Selain untuk memantau langsung implementasi JKN-KIS, kunjungan itu juga untuk menjaring aspirasi masyarakat setempat demi menyempurnakan jalannya program jaminan kesehatan sosial.

“Kami ingin mendengar langsung suara masyarakat tentang pelaksanaan JKN-KIS di berbagai tempat, khususnya wilayah perkampungan yang kondisinya cukup berbeda dengan wilayah perkotaan yang aksesnya serba ada,” kata Deputi Direksi Wilayah Jabodetabek BPJS Kesehatan Ni Made Ayu Sri Ratna Sudewi di depan sekitar seratus peserta JKN-KIS di Kelurahan Tapos, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Rabu (10/7/2019).

Acara itu juga dihadiri Sekretaris Kelurahan Tapos, Jailani dan para kepala bidang BPJS Kesehatan Cabang Kota Depok.

Menurut Ratna dengan turun ke perkampungan, bisa diketahui secara jelas apa saja kebijakan yang perlu dipertahankan, dan apa saja yang perlu disempurnakan.

“Ini akan menjadi evaluasi kami untuk melakukan peningkatan layanan JKN-KIS ke depan,” kata Ratna.

Pada kesempatan itu, Ratna menjelaskan betapa mahalnya biaya yang harus dikeluarkan kalau sakit. Apalagi kalau tidak punya uang, banyak masyarakat yang tidak berani datang ke rumah sakit.

“Kini BPJS Kesehatan hadir sebagai payung untuk memberikan perlindungan kesehatan kepada masyarakat, ” kata Ratna.

Iuran menjadi peserta JKN-KIS, kata Ratna sangat murah. Untuk kelas tiga hanya Rp 25.500 per bulan. Ini setara dengan uang jajan sehari. Sedangkan bagi masyarakat yang kurang mampu, iurannya dibayarkan oleh pemerintah.

“JKN-KIS hadir di saat masyarakat tidak mampu membayar biaya berobat. JKN bukan untuk sakit flu batuk atau panuan. JKN hadir untuk membiaya sakit yang tidak mampu dibayar sendiri,seperti sakit jantung dan sebagainya,” kata Ratna.

Dalam kunjungan itu, BPJS Kesehatan juga menyambangi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk memastikan pelayanan JKN-KIS berjalan dengan baik. Pembaruan data pada sejumlah kartu peserta JKN-KIS pun dilakukan untuk meningkatkan validitas data.

Ratna menegaskan dalam menjaga kesinambungan JKN-KIS, BPJS Kesehatan tak bisa berjalan sendiri melainkan butuh dukungan semua pihak, termasuk masyarakat.

Apalagi, saat ini sudah ada lebih dari 222,5 juta jiwa penduduk Indonesia yang tercatat sebagai peserta JKN-KIS. Atau sekitar 85 persen dari jumlah penduduk.

“Masyarakat punya peran besar untuk mengawal agar program JKN-KIS bisa terus berjalan, salah satunya dengan menjaga agar yang sehat tetap sehat, dan yang sakit tidak bertambah parah. Sehat itu murah dan mudah. Makan dengan gizi seimbang, istirahat cukup, dan olah raga ringan tiap hari. Ini hal yang sederhana, tapi tantangannya luar biasa karena tergantung komitmen kita sendiri,” kata Ratna.

Ratna mengingatkan kembali makna gotong royong yang menjadi filosofi BPJS Kesehatan dalam mengemban tugasnya menjalankan program JKN-KIS.

“Jangan lupa, iuran dari peserta yang sehat membantu peserta yang sakit. Untuk itu, diperlukan sinergi yang kuat dari seluruh masyarakat, khususnya yang sudah menjadi peserta JKN-KIS, agar gotong royong dapat terwujud dan program perlindungan kesehatan ini dapat berjalan optimal,” katanya.

Usai memberikan sosialisasi dan berdialog dengan peserta JKN-KIS, Ratna menyerahkan bantuan peralatan olahraga kepada Sekretaris Kelurahan Tapos jailani. (red)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *