by

Muslimah, Mantan TKW Kini Jadi Juragan Keripik Singkong dan Motivator UMKM

Depokrayanews.com- Rezeki dan peruntungan memang tidak ada yang tahu, kecuali Allah SWT. Itu yang dialami Muslimah, yang sehari-hari tinggal di Cipayung, Kecamatan Cipayung, Kota Depok.

Perempuan separo baya ini sempat beberapa tahun mengadu nasib menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri. Dari segi penghasilan sangat besar, tapi karena merasa jauh dari keluarga, Muslimah memutuskan untuk kembali ke Indonesia.

Siapa sangka, kini Muslimah menjadi juragan keripik singkong dan menjadi motivator bagi pengembangan usaha menengah kecil mikro (UMKM) di Indonesia.

”Saya sering diundang kementerian untuk menjadi motivator pengembangan UMKM di daerah-daerah. Saya sudah berkeliling Indonesia bersama kementerian untuk memberikan semangat bagi kalangan UMKM untuk bisa berkembang dan terus berkembang menjadi lebih baik lagi,” kata Muslimah kepada depokrayanews.com, Kamis 4 Februari 2021.

Muslimah tidak mengira kalau dia bisa seperti sekarang. ”Kita sering mendengar keluhan dari UMKM ataupun pengusaha kalau mereka tidak pernah mendapatkan perhatian dari pemerintah. Ini sering sekali kita dengar. Padahal kita baru memulai usaha, belum kelihatan hasilnya tentu saja belum bisa mendapatkan bantuan. Mestinya, kita berbuat dulu, tunjukan hasil karya kita, setelah itu pemerintah pasti akan membantu,” kata Muslimah.

Hal itu dibuktikan sendiri oleh Muslimah. Ketika dia memulai usaha keripik singkong pada tahun 2005, Muslimah sama sekali tidak terbetik harapan untuk mendapat perhatian dari pemerintah. Ketika itu, Muslimah menyadari usahanya belum apa-apa. Modal awalnya hanya Rp 50.000. Menjajakan keripik di lingkungan tempat tinggal, dari warung ke warung, kemudian di stasiun-stasiun kereta api.

”Singkong saya titip di setiap stasiun mulai dari Bogor sampai Jatinegara,” kata Muslimah mengenang perjuangan awalnya. Setiap hari Muslimah belanja singkong di Pasar Kemiri Depok, kemudian diolah menjadi keripik singkong.

Ketika usahanya mulai membuahkan hasil, Muslimah memberanikan diri meminjam uang Rp 50 juta kepada Bank BRI melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). ”Niat saya untuk mengembangkan usaha, tapi apa yang terjadi, usaha saya malah merosot. Padahal saya punya beban hutang ke BRI,” kata Muslimah.

Suatu kali pegawai BRI datang ke rumahnya menanyakan kewajiban pembayaran hutang. Muslimah bercerita apa adanya tentang kondisi yang dialami. Mungkin karena merasa kasihan melihat kondisi Muslimah, pegawai BRI malah memberikan uang Rp 100.000 kepada Muslimah. Esok harinya uang Rp 100.000 itu dijadikan untuk membeli singkong di Pasar Kemiri.

Dari situlah, usaha Muslimah kembali membaik. Penjualannya meningkat. Muslimah kemudian memberi merek keripiknya dengan nama Canthir. Kemasannya pun dipercantik, sehingga lebih menarik. Karena inovasinya, pada tahun 2018, Muslimah mendapat penghargaan Jak Award (JAWARA) yang diselenggarakan JakTV.

Muslimah kemudian menjadi terkenal. Dia diundang menjadi pembicara oleh salah satu perguruan tinggi swasta di Depok. Sejak itu, undangan demi undangan datang dari mana-mana. Apalagi dari kementerian Koperasi dan UMKM. Kini penghasilan Muslimah tidak lagi dari keripik singkong, tapi juga dari honornya sebagai pembicara.

Muslimah memilih singkong sebagai ladang usahanya, karena singkong harganya murah dan gampang didapat. ”Saya memulai usaha, karena uang hasil menjadi TKW sudah mulai habis. Meskipun suami saya bekerja, tapi saya merasa harus punya penghasilan sendiri untuk bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga. Hanya bermodal uang Rp 50.000 saya mulai membuka usaha keripik singkong kecil-kecilan di rumah,” kata dia.

Keripik singkong Canthir memang berbeda rasa dengan yang lain. Itu sebabnya penjualannya luar bisa, terutama melalui online. Selama ini orang mengenal keripik singkong hanya dijual di pinggir jalan. Kemasannya sangat sederhana.

Sekarang sejumlah perusahaan besar, sudah menjadikan keripik singkong sebagai salah satu hasil olahan industri. Tapi Muslimah tidak gentar. ”Kita UMKM jangan bimbang dan takut menghadapi industri yang mulai masuk ke sektor yang paling kecil sekalipun. Kita harus siap bersaing. Makanya harus selalu melakukan inovasi,” kata dia.

Kiripik singkong Canthir kini tampil dengan aneka rasa, seperti keju, BBQ, jagung, pedas dan ori. Muslimah punya 5 orang karyawan tetap dan 20 orang karyawan tidak tetap.

Muslimah ingin agar semua UMKM bisa berkembang. Karena itu, Muslima membuka incubator bisnis bagi UMKM di kawasan Jagakarsa yang bisa menampung sekitar 50 orang. ”Kita kampayekan bagaimana memulai usaha dengan modal awal tidak lebih dari Rp 500.000,” kata Muslimah.

Muslimah juga membina anak-anak Karang Taruna di sekitar tempat tinggalnya untuk membuka usaha sendiri. Beberapa anak binaan Muslimah sudah mulai mandiri. ”Kalau kita membantu memberi kemudahan bagi orang lain, maka Allah akan memudahkan kita dari banyak arah yang tidak terduga,” kata dia.

Kini nama Muslimah jauh lebih terkenal dibanding nama produknya sendiri. ”Makanyan dalam waktu dekat, kemasan keripik Canthir akan diganti, supaya bisa sejajar dengan nama pemiliknya,” kata dia.

INFO PRODUK:

Nama produk: CANTHIR
Jenis produk: kripik singkong
Nama pemilik: Muslimah
Untuk pemesanan: 081932515938
Alamat: Jalan Haji Siban, Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung, Kota Depok

Rubrik UMKM ini merupakan kerjasama Umkm Bagus dengan depokrayanews.com

1

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *